“Oom Kam, kenapa SBY bisa bikin museum dan galeri megah di desa Pacitan sana?” tanya Dudung Trekdung Tralala.
“Nggak papa to ya. Lha wong mampu kok!” jawab Kamso menahan tawa.
Dudung penasaran kenapa SBY punya duit buat bikin itu. Kamso bilang, ada lembaga yang mengurusi termasuk cari dana. Kalau ada warga masyarakat mau menyumbang ya boleh. Semuanya diaudit.
“Tapi apa nggak berlebihan, Oom?”
“Nggak. Pak Harto ketika mash presiden bikin Museum Purna Bhakti Pertiwi. Presiden lain ada yang bikin think tank atau apalah. Ada The Habibie Center, Wahid Institute, The Yudhoyono Institute, Megawati Institute. Nggak tau Jokowi nanti bikin apa.”
“Bikin lembaga ini itu bagus. Kalo museum dan galeri kayak SBY kok gimana gitu.”
“Nggak soal orang bikin museum apa saja. Ada yang nggak dinamai museum maupun perpustakaan atau galeri, tapi piringan hitam dan kasetnya banyak. Ada yang punya koleksi bungkus rokok. Ada yang punya macam-macam radio. Fadli Zon malah punya perpustakaan pribadi yang mungkin terbesar di Indonesia.”
“Tapi kalo keluarga SBY kok kayak berlebihan ya bikin gedung megah gitu di desa?”
“Lho tanpa bikin museum dan galeri pun kalo barang banyak butuh tempat, ditata. Syukur kalo orang lain bisa ikut menikmati. Kalo nggak gitu namanya gudang.”
“Misalnya Oom Kam jadi pejabat tinggi mau bikin apa?”
“Kamso Center. Isinya koleksi lampu senter.”
“Sekarang cuma orang yang suka outdoor yang suka senter, Oom! Buat sehari-hari cukup senter di hape.”
“Ya wis. Aku mau bikin museum atau galeri hape yang ada sentolopnya.”
¬ Gambar praolah: Unsplash
4 Comments
Jadi, kapan Om Kam akan meresmikan Kamso Center? Saya mau nyumbang dua senter.
Sentolopnya masih nyala?
Lampunya putus😁. Sudah ke beberapa toko penjual alat listrik, belum dapat. Akhirnya beli yang pakai baterai cas.
🤣🤣🤣🤣