Isu usang: Mengetik sebelas jari

Masalahnya adalah mengetik cepat tanpa salah huruf dan ejaan. Ternyata mengetik bukan masalah sepele.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah Anda dapat mengetik cepat tanpa salah tulis?

Hingga kini saya masih belum dapat mengetik dengan sepuluh jari. Padahal saya mengenal mesin tik sejak bocah, untuk bermain-main, mengetik apa saja yang ingin saya tulis. Tak pernah bisa lama karena jari pegal. Lebih enak menulis dan menggambar dengan tangan, termasuk membuat komik.

Ingatan tentang teknik mengetik cepat muncul saat saya membersihkan meja dan menemukan tutup kibor laptop tertindih buku setipis buku tulis. Agustus ini saya belum menggunakan laptop. Bulan Juli hanya sekali. Saya selalu menggunakan ponsel. Karena pekerjaan menulis hanya untuk ngeblog.

Isu usang dalam judul adalah istilah sebelas jari, bukan praktiknya. Generasi saya akrab dengan istilah itu, untuk menyebut penggunaan dua jari.

Inti soal? Saya orang yang sulit berubah. Memang bukan hanya dua jari yang saya pekerjakan karena jempol saya pakai untuk space bar atau bilah spasi.

Saya mengakui sulit berubah karena pada era mesin tik manual gagal belajar mengetik efektif di tempat kursus tetangga saya, namanya Success, di Salatiga, Jateng, padahal sudah saya bayar lunas. Kilah pembenar: baru masuk sekali, eh mata saya belekan.

Kemudian masuk era komputer, dengan DOS, cara mengetik saya tak berubah. Selanjutnya ada Windows, dengan beragam aplikasi belajar mengetik, saya hanya mencoba untuk menyerah. Tiada kemajuan hingga sekarang.

Apakah Anda dapat mengetik cepat tanpa salah tulis?

Mengetik singkat dalam ponsel itu mudah bagi saya, sebatas untuk ngeblog dengan memakai aplikasi Jetpack. Selain itu juga menulis menggunakan Google Docs yang sering saya lakukan sebagai plain text. Sejauh ini agak lancar — artinya masih ada typo error — karena saya memanfaatkan SwiftKey dari Microsoft. Aplikasi ini dapat memprediksi dan menyarankan kata namun kerap sotoy.

Sampai sekarang saya menganggap orang yang bisa mengetik cepat dan benar, misalnya pelaku koding, pasti bisa main alat musik terutama kibor, sejak piano hingga sintesiser. Saya mengandaikan mereka dapat menggunakan dua kibor yang bersanding dalam posisi L sambil menyanyi tanpa melihat tuts.

Eh apa, tuts? Maaf, ini istilah usang. Seangkatan dengan tustel pada masa jaya mesin tik manual.

¬ Gambar tata letak kibor dan posisi jari: Online Typing

Mesin Tik Olivetti Warung Padang

Tinggalkan Balasan