Nonton orang berdebat soal Rocky versus Jokowi

Pendukung Rocky Gerung menganggap makian terhadap Jokowi sebagai kritik. Bagaimana jika tokoh panutan mereka, bukan Rocky, dimaki?

▒ Lama baca < 1 menit

Nonton orang berdebat soal Rocky versus Jokowi

Kamso dan Kamsi belum sampai teras penjual nasi goreng itu, perdebatan sudah terdengar. Seorang perempuan berkerudung ungu beradu opini dengan suami istri. Tentang ucapan Rocky Gerung terhadap Jokowi.

“Udahlah Bu, masa sih nggak boleh ngritik presiden? Hehehe…,” kata Pak Kopiah.

“Bener! Kalo emang pada suka demokrasi mestinya nggak ada yang kesengat, jadi baper,” kata Bu Kerudung Krem mendukung suaminya.

“Hwaduh, beda dong ngritik sama memaki,” kata Bu Ungu. Tampaknya mereka saling kenal.

“Belain Jokowi, Bu? Dulu pasti nyoblos dia. Hehehe….,” ujar si bapak.

“Nggak ada hubungannya. Dua kali pilpres, di TPS kita yang menang tuh Prabowo. Saya selalu nyoblos Prabowo. Ini soal adab, Pak,” kata Bu Ungu dengan nada datar, lalu kembali mengamati kwetiau disiapkan, setelah dua nasgor sudah dibungkus.

“Ya udahlah Bu, santai aja. Saya juga nggak pernah ngatain orang lain kayak cara Rocky, tapi saya memaklumi dan dukung dia,” kata si bapak.

“Dari tadi saya sih santai. Tadi yang mulai ngebahas juga Bapak, kan? Kalo yang Rocky bilang emang bagian dari demokrasi, gimana kalo tokoh idola Bapak digituin?” Bu Ungu menangkis sambil tersenyum dengan menyebut salah satu bacapres yang bukan Prabowo.

“Ah, jangan belokin masalah dong. Ini masalah sebutan buat Jokowi, bukan yang lain.”

“Berarti kalo Jokowi boleh dikatain apa aja, tapi kalo buat orang lain nggak boleh?”

“Ibu ini kayak pengacara, suka mojokin orang,” kata Bu Krem.

“Lho? Hihihi. Orang kan harus adil. Jangan dolim. Jadi kalo tokoh panutan Bapak dan Ibu nggak boleh dimaki?” sahut Bu Ungu.

“Entar kalo saya jawab jujur disalahin. Nggak fair, dong. Tapi Ibu kayak ndesak terus,” jawab si bapak.

Kwetiau sudah dibungkus. Bu Ungu berpamitan kepada pasangan pro-Rocky itu, “Duluan ya Pak, Bu.”

Kamsi membisiki suaminya, “Mas pernah bilang, residu polarisasi akibat dua kali pilpres dan sekali pilgub Jakarta susah dihapus. Napa ya?”

¬ Gambar praolah: CNN Indonesia

13 Comments

Dedi Dwitagama Minggu 13 Agustus 2023 ~ 20.19 Reply

Dia bisa jadi bacapres keempat yg memanfaatkan jenama jowiko, itu terjadi di negeri paman besut yg presidennya bakal punya istana diskitar colomae … bagaimana Pakde?

Pemilik Blog Senin 14 Agustus 2023 ~ 11.54

😁😁😁😁😁

Pemilik Blog Senin 14 Agustus 2023 ~ 11.54 Reply

Yang bukan Bowo kan ada dua 🤣

Pemilik Blog Senin 14 Agustus 2023 ~ 16.52

Dapid dalam logat lokal. Kalo versi serapan dari Arab ya Dawud. 😇

Dedi Dwitagama Senin 14 Agustus 2023 ~ 20.04

Iya Pakde, org sunda menyebutnya Dapid Poster hahaha

Pemilik Blog Senin 14 Agustus 2023 ~ 20.07

Napa sih kalo menyangkut “p”, “f”, dan “v”, selalu orang Sunda yang buat bulan-bulanan?
Orang Jawa, dan mungkin Betawi, yang medok juga bermasalah dengan itu 😇🤭🙏

Dedi Dwitagama Senin 14 Agustus 2023 ~ 22.26

Mungkin kerana org sunda lebih medok dan atraktif Pakde 🤔🤔🤔

junianto Minggu 13 Agustus 2023 ~ 13.25 Reply

Salah satu bacapres yang bukan Prabowo.

Dan yang juga bukan Ganjar?

Tinggalkan Balasan