Ketika membaca contoh berita bertajuk gaji, yang kemudian untuk pos gaya berita media siber, saya terpikat oleh iklan besar di sana: tato temporer. Maka saya pun menengok ke laman iklan. Saya tidak anti-iklan di media daring, malah sering dapat informasi dari sana, namun terganggu jika iklannya berjejalan menutupi layar.
Harga stiker tato ini Rp129.000 per set berisi lima gambar, tahan air, awet selama seminggu. Saya terkesan karena baru tahu ada tato temporer dengan bayangan. Mungkin saya ketinggalan zaman, tetapi saya memang bukan penyuka tato.
Tak ada rajah tubuh dalam diri saya karena tiga alasan. Pertama: kulit saya gelap, kurang kontras untuk tato.
Kedua: saat saya remaja, tato yang saya tahu bukan laser, dan kata para pelaku sakit sekali — saya ingat, teman SMP saya sampai demam karena infeksi ketika mencoba membuat tato kecil.
Ketiga: saya pembosan padahal dahulu sulit sekali menghapus tato, belum ada layanan dermatoligis seperti sekarang yang tentu mahal. Kalau melihat video Nikita Mirzani tampak kesakitan saat perawat menghapus tato di dadanya saya menjadi ngeri.
Tato dengan bayangan ini mengingatkan saya pada gaya lukisan Tulus Warsito. Dulu seingat saya lukisan batik dia juga diberi bayangan.
Ingat tato temporer ingat layanan di kaki lima Blok M belasan tahun silam. Perajah berpraktik di emper toko, malam setelah toko tutup. Kadang lapak mereka di tempat yang temaram. Seingat saya mereka menggunakan spidol.
Saat itu belum musim ponsel berkamera, sementara hasil jepretan BlackBerry jelek. Saya belum kesampaian memotreti tato kaki lima dengan kamera saku Lumix berlensa Leica dalam keremangan karena butuh waktu untuk pendekatan. Naluri saya mengatakan itu lingkungan rawan padahal saya tak punya pegangan — maksud saya preman sana.
Kini tato makin lumrah. Seorang cowok, teman anak saya, berkembaran tato dengan bapaknya.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
Jadi ingat ini https://www.allmusic.com/album/tattoo-you-mw0000191643
👍👍💯