Sedari tadi Kamso sebagai sopir hanya diam, menyimak topik tiga perempuan, salah satunya Kamsi, membahas Pak Bei Murbei yang bulan lalu resmi bercerai dari Bu Menur Mulur, setelah setengah tahun pisah rumah.
“Aneh ya Tan, setelah mantu si bungsu kayaknya datanglah kesempatan mereka untuk cerai,” kata Leci Manis.
“Nggak tau juga. Mereka berdua yang paham masalahnya,” sahut Kamsi.
“Udah lansia mestinya rukun, saling menguatkan. Eh, kok malah cerai. Tapi selama ini kan nggak pernah terdengar ada krisis perkawinan di antara mereka,” Grace Amazing menimpali.
“Pak Bei punya simpenan yang bukan di bank kali ya, Tan?” tanya Leci.
“Maksudmu simpan pinjam di koperasi?” sahut Kamsi.
“Boomers banget. Koperasi! Hihihi!” Grace menyergah.
“Menurut Oom Kam gimana?” tanya Leci.
“Dilarang bicara sama sopir,” jawab Kamso.
“Boomers lagi. Opa dulu, juga papa, suka bilang gitu,” kata Leci.
“Coba aja jawab, Mas. Biar dua mamah muda ini puas,” pinta Kamsi kepada suaminya.
“Dari dulu masalahnya sama. Klasik. Abadi.”
“Gimana tuh, Oom?” Leci bertanya, Grace mengulangi.
“Penyebab utama perceraian itu kan perkawinan…”
Spontan Kamsi menanggapi, “Oh, jadi sekarang bisa bilang gitu ya? Coba ulangi mumpung ada saksi!”
2 Comments
Aneh memang, baru setelah tua akhirnya bercerai.
Aneh juga, menggugat harta gana-gini setelah 10 tahun bercerai….
http://www.kompas.com/hype/read/2023/02/12/183236266/sudah-10-tahun-cerai-ayah-nagita-slavina-akan-gugat-mama-rieta-soal-harta
Kaset mereka, Drakhma, di Bukalapak