Ini lanjutan posting sebelumnya, daun dalam redup layar ponsel. Apa sih inti cerita? Fakta pertama: pohon kemboja seberang rumah itu berbunga dalam dua warna. Bagi pehobi tanaman mungkin biasa, tetapi bagi saya menarik, namun baru hari ini saya memotretnya padahal sudah bertahun-tahun melihatnya saban hari.
Fakta kedua: setelah memotret daun saya memotret bunga. Saya melakukan akal-akalan. Karena yang jatuh di jalan itu kemboja kuning semua maka saya menambahkan yang merah, saya ambil dari buk.
Sebelumnya, bunga yang jatuh di buk, di sebelah pot, hanya merah, ada dua kuntum. Lalu saya memungut sekuntum kuning dari jalan, menjejerkannya. Supaya apa? Tampak sebagai bunga yang sama dengan warna berbeda. Tidak alami seperti saat memotret ini: apa adanya. Untuk kartu Lebaran kemarin juga alami, saya tak mengubah posisi bunga. Jadi berbeda dari memotret benda dalam ruang untuk ilustrasi posting selama ini. Misalnya foto utama untuk reviu buku.
Artinya saya melakukan rekayasa. Apa boleh buat kata rekayasa kadung berkonotasi buruk. Padahal secara netral kata itu berarti penerapan prinsip ilmu murni dalam proses pekerjaan. Ya, engineering.
Saya coba di Google Translate, dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia itu “engineering” berarti “rekayasa”. Ketika saya balik, dari Indonesia ke Inggris, “rekayasa” adalah “manipulation“. KBBI memasukkan rekayasa dalam konotasi buruk sebagai kiasan untuk rencana jahat.
Baiklah, kembali ke soal foto saya. Saya tidak puas sekaligus mentertawai diri: sampai segitunya memotret di alam, padahal ponsel saya bermasalah, di tempat terang justru layarnya gelap.
Terhadap hasil foto, saya tidak puas. Tetapi saya punya kilah: ponsel saya bermasalah. Lalu kalau ponsel saya normal apakah hasilnya akan bagus? Tidak juga. Moral ceritanya ya soal akal-akalan demi gambar menarik tetapi gagal. Untunglah ini bukan foto jurnalistik.
https://blogombal.com/2023/04/22/idulfitri-perayaan-untuk-semua/
2 Comments
seperti ponsel mahal jaman sekarang juga melakukan banyak rekayasa. berbeda dengan kamera, kamera ponsel lebih banyak melakukan rekayasa secara piranti lunak..
Betul sekali. 🤣