Merokok sebatang saja tak dianjurkan, apalagi dua batang sekaligus. Heran saya ada orang Solo, Jateng, bikin alat berupa pipa bercabang untuk rokok. Mungkin maksudnya sekali isap dari dua merek rokok akan beroleh sensasi. Begitu pula jika pipa dibalik, dua ujung rokok membara masuk ke mulut.
Tetapi baiklah, namanya juga selera. Sesuka Ndoro Sinyo sajalah, kacung mau apa. Saya lebih terkesan akan teknologinya: cetak 3D. Pencetakan trimatra memberikan kemungkinan yang hampir tak terbatas dalam membuat bentuk, misalnya untuk purwarupa barang. Mur dan baut saja bisa, tentu bukan dari logam melainkan filamen.
Tentu tak semua orang tertarik. Kerja seni kria dengan mesin bubut, paku, dan lem untuk membuat mobil kayu masih ada yang suka. Pelakunya memang tak ingin merancang moulding.
Dulu banget, sudah lama terlewat, membaca artikel tentang cetak trimatra, namun tanpa foto contoh hasilnya, sudah membuat saya takjub. Kini sudah biasa. Namun malah belum terpikir saya akan bikin apa padahal jasa pencetakan bermunculan. Mungkin karena saya malas belajar CAD/CAM. Kalau sekadar gambar dwimatra realistis rancangan produk sih cuma perlu belajar bikin prompt untuk AI.
Oh ya, saya teringat salah satu dari Dalton Bersaudara, dalam sebuah episode komik Lucky Luke, membuat replika pistol dari sabun dicat hitam dalam bui. Si sulung bertanya kok bisa mirip aslinya. Si adik menjawab ada contohnya, dan dia tunjukkan: pistol beneran. Coba kalau ada cetak trimatra.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
soal filamen ini ya semoga saja filamen yang digunakan aman digunakan untuk “konsumsi”.. karena tidak semua jenis plastik bisa untuk barang yang “dikonsumsi”
Lha ya itu. Food grade sebagai slogan dan janji dari penjual memang membuai konsumen, Zam