Setiap zaman punya gaya dan selera dalam mengomunikasikan bisnis. Tapi tak setiap orang tua memperhatikan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ayam geprek crispy bakar Crisbar

Julukannya Pakde Gayeng. Sudah hampir 80, masih kuat bersepada, berdaya ingat kuat, dan sering memperhatikan hal-hal yang bagi orang lain sepele. Misalnya dus makanan berisi ayam geprek.

Pakde katakan, “Anak sekarang kalo bisnis serius tapi kemasannya santai, suka humor. Liat aja dus ini.”

Bagi saya biasa saja. Saya katakan, setiap zaman punya gaya. Pada era Pakde muda adalah gaya orang stasiun radio sehingga ada istilah sersan, serius tapi santai. Lalu setelah Pakde bekerja dan punya anak, ada produksi ala Dagadu Djokdja, lalu ada Joger Bali.

“Lha yang ini Pakde, pengemasan ayam geprek kan cuman bermain desain grafis dengan gaya coretan tangan? Isinya serius, nggak nakal seperti banyak kedai kopi,” saya menanggapi.

Ayam geprek crispy bakar Crisbar

“Jangan liat hasil akhir tapi bayangin proses. Di zaman dulu bisnis enggak ada kotak makanan ramah lingkungan, nggak ada customization kemasan kecuali bervolume besar, opsi juga terbatas, kadang vendor kritis sama order yang dianggap gojèg padahal kita bayar.”

Oh, mosok to?

Ketika orang tua getun, dulu ekosistem tak mendukung

Es kopi untuk rapat

Gombalan saat pagi mendung muram

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *