Lebaran sudah lewat, namun baru tadi saya dan istri ke rumah guru mengaji untuk bersilaturahmi. Penganan masih banyak. Kami pulang dibekali nastar. Di rumah juga ada kue dalam wadah. Mereka berdua kompak: ujung selotip segel sekaligus penguat tutup kaleng itu tak dilipat. Tentu bukan salah pemberi. Pun bukan kesalahan pembeli. Ini masalah produsen. Namun di sisi lain menjadi kerepotan konsumen.
Maka saya pun teringat posting menjelang Natal dua tahun silam: tentang selotip wadah kue. Di sini saya mengulangi, dengan membuat contoh (lihat gambar di atas), karena penasaran kenapa pembuat kue — bisa bosnya, bisa pegawainya — malas melipat ujung selotip.
Menjelang Lebaran kemarin beredar video Soimah uring-iringan menghadapi stoples plastik dengan selotip tahu sulit dibuka. Dia menyatakan kekesalan secara Soimah nian.
@soimah_pancawati mumet goro2 lodhong ro plastik @Mamuktukangmakeupjogja
Milipat ujung selotip ini lebih murah ketimbang membeli stiker penanda dan pengangkat plester bening pembalut tutup wadah. Cara ini juga sederhana bagi siapa pun yang terbiasa melipat ujung selotip pada rol setiap kali habis dipakai, maksud saya selotip tanpa dispenser bergerigi.
Cara lain, lebih cantik, adalah menyisipkan potongan kertas atau plastik kecil, bisa lebih keren jika ada logo jenama, untuk mengisi lipatan. Memang sih ini biaya.
@pizzahousepalangkaraya Lagi viral Artis Soimah marah- marah gara2 susah buka toples🤣 Ni mak Soimah,PizzaHouse Palangkaraya sudah sekian lama( 4 tahun yang lalu) kalo packing kue kering selotipnya di kasi tanda begini, gak susah bangeet kok😁✌️ #soimah_pancawati ♬ suara asli – HitSong_1
Tampaknya sepele: hanya melipat ujung selotip, namun belum tentu merupakan hal mudah bagi setiap orang. Ini soal kebiasaan, dengan catatan orang yang malas melipat ujung selotip pada rol pun akan senang jika bertemu selotip yang ujungnya terlipat. Setiap orang senang jika dirinya dipermudah.
6 Comments
😅 keburu pengen cepet nyemil, tapi susah amat dibukanya 😅
Terberkahilah yang bikin penanda di ujung selotip 😅🥰
Ya, kalo anak kecil makin gak sabar 🤣
Memang menjengkelkan : selak pengin makan kue enak, ternyata kangelan mbuka wadahnya gara-gara selotip.
Perkara lain, hampir sama, kadang saya alami dengan lakban yang terlalu kelet sehingga tak keligatan ujungnya. Kapan hari itu saat belanja ke Lottemart, di tempat dus gratis yang dilengkapi lakban dan cutter, saya umek mencari ujung lakban, dan nggak nemu🙈, sehingga kemudian minta tolong pembeli lain.
Mungkin si pengguna lakban berpikir, “Saya tadi juga repot. Habis ini giliran orang lain. Masa saya harus mengenakkan kerjaan orang lain?”
Ada lho orang kayak gitu. Membalas dendam pada orang lain yang bukan pelaku
Tapi Paman enggak pernah gitu, to? 😁
Sebisa mungkin begitu, ingat pengguna selotip selanjutnya, termasuk saya sendiri. Yah sebenarnya otomatis sih, spt setelah buka kulkas lalu kita tutup.