Saya pernah melihat video berisi panduan mengurai bundelan tas keresek. Tadi saya praktikkan tidak bisa. Mungkin cara seingat saya itu salah. Ketimbang mencari video di YouTube dan lainnya, saya langsung mengambil sumpit bonus mi ayam. Sumpit menjadi pengganti jari. Berhasil.
Sumpit saya tusukkan ke lubang bundelan, laku bundelan terpilin itu saya urai. Setelah longgar, saya masukkan sumpit lain ke bundelan berikutnya. Maklum, tas keresek berat isi yang dibawa kurir Alfamart ini kuat sekali ikatannya. Didobel pula.
Lalu apa moral ceritanya? Terlalu banyak panduan yang kita, eh saya, lihat tetapi ternyata tak semuanya saya ingat. Media sosial membanjirkan aneka tip dan trik tetapi saya akhirnya kewalahan. Celakanya, pada saat kiat itu akan saya praktikkan, walah saya lupa prosedurnya. Saya yakin bukan hanya saya yang mengalaminya.
Soal lain, saya kurang suka video tip dan trik yang isinya terlalu banyak. Menurut saya, penyimak tidak bisa fokus. Satu video satu kiat itu cukup. Kalau berisi tiga, yah… mulai banyak itu. Pernah ada video lifehacks isinya sampai sepuluh. Selesai menonton, saya pun lupa.
Oh ya, kenapa tas tak langsung saya gunting? Saya membutuhkannya untuk wadah sampah di dapur.
4 Comments
Saya juga sering kesulitan membuka bundelan simpul tas keresek, bukan dari minimarket tapi dari pemilik jasa laundri. Tidak pernah pakai alat. Kalau pas sulit, dan akhirnya enggak bisa dibuka, saya gunakan gunting, memotong sedemikian rupa sehingga tas keresek tersebut tetap bisa saya manfaatkan, biasanya untuk wadah pakaian kotor yang akan dikirim ke pemilik jasa laundri. Jadi, dari tempat laundti, kembali lagi ke tempat yang sama.😁
Wah bagus itu. Kita kembalikan ke asal👍💐
nah itu, banyak tip dan trik yang sudah ditonton/dibaca.
begitu sampai pada waktunya kita mau praktekin, gak inget lagi caranya :D :D
masa’ mau cari lagi video dan bacaannya, belum tentu juga ketemu
Paradoks dalam banjir informasi 🤣