Hari Kartini dan kebaya, oh masih juga…

Apakah Hari Kartini harus selalu dirayakan dengan kain tenun atau batik dan kebaya? Kompas masih mencomot idiom kebaya.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah Hari Kartini harus selalu berkelindan dengan kebaya?

Saya tidak sedang menyelenggarakan kuis tanpa hadiah untuk menebak dua wajah dalam gambar di atas. Bagi saya foto ini bagus. Saya membayangkan sang pewarta foto menunggu kedua ibu itu berserobok. Saya tak tahu ada berapa jepretan untuk adegan berpapasan tersebut. Soal kipas dan ujung kaki yang terpotong batas gambar bagi saya bukan soal. Mungkin foto aslinya memang begitu.

Hari ini Harian Kompas menjadikan foto tersebut sebagai ilustrasi ucapan Selamat Hari Kartini. Lalu kenapa bergambar kebaya?

Apakah Hari Kartini harus selalu berkelindan dengan kebaya?

Foto tersebut adalah bagian dari arsip peragaan busana oleh 50 perempuan, dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, oleh Belantara Budaya Indonesia dan Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta, Sabtu (21/5/2022), dengan tema “Masa Bangkit Wastra dan Budaya”. Untuk arsip versi media lain silakan lihat Liputan6 dan arsip Belantara Budaya.

Kain dan kebaya sebagai busana nasional yang ingin diakui UNESCO

Keinginan Indonesia agar kebaya sebagai busana nasional diakui UNESCO dalam daftar warisan budaya tak benda layak kita dukung. Tetapi menghubungkan kebaya dengan spirit Kartini apakah bukan tak beranjak dari tema peringatan setiap 21 April pada abad lalu?

Kain dan kebaya sebagai busana nasional yang ingin diakui UNESCO

Kain dan kebaya sebagai busana nasional yang ingin diakui UNESCO

Tinggalkan Balasan