Bukan isu baru sih. Mau jadi legislator, wali kota, bupati, gubernur, dan presiden butuh modal. Besar pula. Masalahnya kalau tak terpilih, tapi modalnya dari meminjam, bagimana? Calon yang menang saja ada yang tak mengembalikan pinjaman dari pasangan kandidat.
Laporan Kompas hari ini menarik. Kesimpulannya: paling murah jadi caleg DPRD, cuma Rp250 juta — Rp500 juta.
Paling mahal? Jadi calon kepala daerah. Bisa sampai Rp150 miliar menurut KPK, tetapi menurut taksiran Kemendagri, paling tinggi Rp30 miliar.
Mereka yang menyumbang setiap calon mungkin berharap konsesi bisnis, setidaknya jaminan regulasi yang aman. Atau bisa juga, daripada yang menang calon lain karena bakal banyak merugikan bisnis lebih baik mendukung calon yang kooperatif, cuma merugikan sedikit. Bisa juga, ikut urun dengan perhitungan buang sial. Kalau perlu juga menyokong pesaing.
Lelucon pahit bilang, sebaiknya pengusaha jangan terjun ke politik. Cukup bisa membeli politikus. Poli itu berarti banyak. Bisa beli banyak tikus. Satu ekor kena jerat, masih ada stok tikus lain. Kalau perlu beli jebakan juga, siapa tahu suatu saat si tikus nakal, sulit diatur.
Tetapi masa sih politik jadi memuakkan macam itu?
6 Comments
Diantara mereka ada yg hrs menjual rumah dan beli rumah yg lebih kecil utk membayar pinjaman buat modal nyalon, ksian bet deh
Ada bbrp caleg gagal yang dirawat psikiater.
Kenalan saya, seorang purnawirawan mayjen, tabungannya hampir habis buat ikut pilbup di kampung halaman. Dia dibombong para calo dan tim survei abal-abal.
Betul, betul, betul, seperti yang terbaru hari ini, wali kota Bandung.
Tapi di komentar sebelumnya saya hanya sebut anggota dewan karena menyesuaikan dengan kata dalam judul konten Paman : Senayan.😁
Baiklah. Besok legislator dan kepala daerah siapa lagi ya, sampai kita bosan dan tidak hafal 🙈
Maka tak heran bila kemudian muncul kasus-kasus anggota dewan korupsi, atau muncul anggota dewan seperti ini
https://blogombal.com/2023/04/06/heboh-2-000-sarung-untuk-dapil/
Tak hanya anggota dewan tapi juga kepala daerah