“Ndoro Kakung itu keren ya, Oom. Lucu pula. Setelah baca tulisan dia bahwa redaksi media onlèn lebih didorong oleh algoritma, aku jadi paham kenapa judul dan isi hati berita pada kayak gitu. Cuma ngikutin data apa yang disukai orang, nggak ada upaya bikin konten sesuai cita-cita waktu bikin media. Kayak warung tembakau deket rumah, cuma sediain yang lagi ngetren,” kata Paul Tingwé sambil merogoh tembakau dari cepuk.
“Oh, beliau memang wicaksana. Wêruh sakdurungé pinarak. Paham sebelum duduk santai nunggu kopi datang. Kalo soal lucu, nggaklah. Beliau nggak suka cengengesan kayak kamu,” jawab Kamso.
“Lha itu soal konten berita semata digerakkan algoritma kok ditanyakan ke ChatGPT?”
“ChatGPT menjawab tanpa emosi, sebisanya berusaha lempeng, sebagai hasil penjaringan aneka info yang diyakini banyak orang objektif, nggak disanggah, lalu menjawab tanpa prasangka.”
“Jadi, algoritma dalam bikin berita itu nggak sip?”
“Husss. Nggak ada yang bilang gitu. Algoritma itu penting dan perlu. Tinggal gimana redaksi memanfaatkan algoritma, yang lebih terukur ketimbang omongan agen zaman media cetak cuma dengan bukti edisi laku ditambah penjelasan yang cuma dugaan.”
“Tapi kalo semua berita algorithm driven, nggak asyik dong, Oom?”
“Asyik juga. Bisa kok, cuma satu orang, misalnya kamu, bikin situs berita, lalu ajak teman IT buat urusin AI, di dalamnya ada algoritma, oh ya lihat tuh sejarah algoritma di BBC, lalu berita situsmu tinggal terbit sendiri. Robot yang kerja, menampilkan atribusi sumber olahan. Lebih murah ketimbang nggaji penulis yang merangkum dari aneka sumber, termasuk penulis konten kreatif yang kadang asal merujuk.”
“Wah, makin banyak orang kehilangan pekerjaan gara-gara AI, termasuk para penulis yang awalnya menyambut baik AI. Terus yang bertanggung jawab di situsku seperti maunya Oom siapa dong?”
“Ya kamulah. Manusia sebagai penerbit. Masa tanggung jawab robot dan anak IT? Kalo robot sortir di gudang kurir paket salah kirim, yang tanggung jawab kan orang perusahaan logistik. Yang dipertaruhkan adalah kepercayaan pelanggan, publik, padahal mereka bukan robot.”
2 Comments
Menunggu konten balasan Ndoro Kangkung seperti konten yang dulu ini 😁 https://ndorokakung.com/2023/01/23/kisah-blogger-tua-yang-ngeselin/
Tentang algoritma dalam media, apa boleh bikin, kini memang era algoritma.
Nggak perlu 🙏😁