Untuk sementara nama buah ini adalah entahlah karena saya tidak tahu. Saya melihatnya beberapa di atas rerumputan saat akan naik mobil yang saya tebengi. Saya menduga itu bintaro. Lalu saya memungut dua buah. Saya bawa pulang.
Setiba di rumah, foto buah saya pindai dengan Google dan Bing. Tak ada yang cocok. Di Picture This disangka Chinese quice dan Japanese quince.
Foto buah yang sudah saya potong vertikal, artinya saya belah, tak mirip bintaro dalam sejumlah contoh. Buah satunya busuk di bagian dalam, sulit untuk mengenali. Mestinya saya mengambil tiga butir buah entahlah, lalu ada yang saya potong melintang.
Tentu saya tak berani mencicipi buah entahlah. Kalau beracun bagaimana? Satwa pun mungkin tak doyan. Primata bernama monyet di area pohon buah itu tumbuh, yakni Buperta Cibubur, Jaktim, mungkin juga tak doyan. Di sana, pagi hingga siang, saya bersama ratusan orang segereja merayakan Paskah.
Seorang bapak yang memberi saya tumpangan, saat menstarter mobil, sempat melihat saya jongkok di atas rerumputan. Setelah saya naik, dan mobil bergerak, dia berkomentar, “Njenengan itu punya curiosity besar ya? Hehehehe….”
Saya malu dan menyangkal. Rasanya sih saya biasa saja. Kadang ingin tahu sesuatu tanpa alasan dan lebih sering tidak. Tetapi saya bersyukur, rasa ingin tahu sesuatu yang tidak penting masih ada hingga tua. Jika pun tak beroleh jawaban bukan soal.
Sebenarnya ada solusi. Jika jawaban layanan digital tak memuaskan, bertanyalah di media sosial. Masalahnya, belum tentu orang lain tertarik. Juga, di Twitter dengan pengikut cuma dua ratusan, tetapi tak ada akun kuat yang mengamplifikasi, takkan mendapatkan perhatian.
Β¬ Pemutakhiran 30/4/2023 @22.39: Ternyata saya sudah pikun, karena pernah mencicipi buah ini dan menuliskannya pada 2007 π
10 Comments
Pas disigar jadi 2, sekilas dalamnya mirip buah manggis ya. Ehehe. Mas, coba download app PlantNet, itu untuk identifikasi tanaman. Nanti bisa dapat jawabannya ππ
Suwun Mbak π
Ternyata kecapi alias sentul atau Sandoricum koetjape
Setelah googling, ternyata bisa dimakan ya Mas. Kandungan vitamin C-nya tinggi. Mantabb :)
Tapi saya belum pernah mencoba. Di area saya ada Pasar Kecapi. Pasar kampung. Mungkin di sana dulu ada pohon Kecapi.
Selamat pagi Paman,
Itu bukan buah kecapi ya?
Tampaknya begitu setelah saya menulis ini. Sayang saya tak membuat potongan horizontal sehingga saya tak dapat membandingkan.
Ya, ternyata kecapi alias sentul atau Sandoricum koetjape π
Abad lalu, sewaktu saya masih sekolah dasar di pinggir Jakarta Timur, pergi ataupun pulang sekolah saya dan teman-teman sering potong jalan melintas tanah milik orang (pada saat itu tanah belum banyak yang dipagari, terlebih di daerah pinggiran) dan sering menemukan buah kecapi yang jatuh dari pohon, Paman.
Buah itu kemudian dibawa pulang, karena untuk membukanya tidak bisa dengan tangan kosong ataupun dibanting ditanah paman, biasanya dijepit di pintu, atau dibanting ke lantaiπ€£..
Sekarang saya hampir tidak pernah melihat buah kecapi itu, ternyata pohonnya ada di Buperta ya Paman.
Saya pernah bertanya pada generasi MZ tentang buah kecapi, ternyata mereka harus googling dulu, sama halnya dengan buah gohok -> https://blogombal.com/2006/10/02/gowok-ada-yang-khusus-untuk-cowok/
Tahun 80-an masih banyak yang menjual buah gohok itu di depan sekolah Paman, dikemas dalam plastik dan sudah direndam dalam gula buatan, bersama dengan teman-temannya, seingat saya ada mangga, jambu air dll.
Buah tropis di sekitar rumah kita kian jarang karena kebun sudah habis.
Buah lain yang sering merusak pintu adalah kedondong β tapi untuk kayu jati tebal dengan engsel bertangkai bukan masalah.
Internet punya data buah dan bunga, tapi tetap tak mengalahkan pengalamannya langsung: melihat, memegang, bahkan mengupas