Saya terkesan, hari gini, tahun 2023, masih ada yang warung dengan pintu dan jendela berpenutup bilah papan yang dapat dibongkar pasang dengan mudah. Daun pintu akses keluar masuk pun dapat dicopot.
Itulah yang saya lihat di sebuah warung gudeg di Jalan Raya Pondokgede, Lubang Buaya, Jaktim. Saya mengetahui warung ini awal 1990-an. Maka dulu saya menduga warung gudeg ini sudah hadir tahun 1980-an, atau mungkin malah sebelumnya. Saya mathuk dengan rasa gudegnya. Tjotjok.
Meskipun terkesan oleh pintu dan jendela papan model lama, saya lupa menghitung berapa jumlah keseluruhan bilahnya. Di tengah era pintu gulung dan pintu lipat, lalu kusen logam, pun kusen UPVC dan daun pintu serta jendela kaca, pintu papan ini terasa klasik — atau sebut saja ketinggalan zaman. Di dalam mal saya juga pernah melihat pintu dan jendela bilah untuk tema dekorasi vintage.
Tentu pemilik warung punya alasan kenapa mempertahankan pintu dan jendela gaya lama. Misalnya, kalau masih fungsional, tahan rayap pula, kenapa mesti diganti?