Merdeka berarti bebas, leluasa, untuk mengatur diri sendiri, misalnya dalam hal memakir sepeda motor. Suka-suka pengendara, begitulah. Bahwa memarkir di pertigaan, pas tikungan, maka masalahnya ada pada posisi persimpangan. Bukan pada motor.
Saya berangkat, lewat sana, motor terparkir demikian — lihat gambar. Saya pulang, dua puluh menit kemudian, posisi motor tetap.
Eh, nanti dulu. Mungkin ada yang tak beres dalam praduga saya. Pertama: posisi motor, dalam dua puluh menit, sebenarnya sudah berubah tetapi mata saya tak dapat mengenali.
Kedua: sebelumnya dua puluh menit pertama saya melihat motor itu mungkin di depannya adal mobil parkir sehingga si pemarkir tak merasa bersalah menempatkan motornya menceng.
Lgi, bukannya masih ada sisa ruang untuk memarkir motor? Namanya juga merdeka. Indonesia adalah bangsa merdeka.
Soal parkir yang mengganggu, kita sebagai korban maupun pelaku