Si grumpung ndak bikin saya grumpy

Barang murmer bikinan Cina itu ringkih, dengan enteng kita akan membuangnya. Hanya menambah sampah. Kenapa dibeli?

▒ Lama baca < 1 menit

Obeng murah meriah bikinan Cina yang gerumpung

Grumpung. Mendadak kata dalam bahasa Jawa menyala dalam benak saya saat keliru ambil obeng kecil yang ujungnya patah. Grumpung artinya patah, biasanya ditetapkan pada hidung, sehingga arca Rara Jonggrang di Candi Prambanan, yang rusak hidungnya, disebut grumpung. Ternyata KBBI juga memiliki lema adjektiva “gerumpung” dengan penjelasan “rusak hidungnya”.

Baiklah kita tinggalkan soal kebahasaan. Saya tadi mengambil obeng kecil untuk membuka tutup arloji murah meriah. Buat apa? Mengganti beterai, yang cadangannya sudah menjadi sertaan saat dikirim oleh penjual.

Ketika baterai cadangan saya ukur dayanya ternyata sudah tak penuh. Biar sajalah, daripada saya membeli dari penjaja keliling yang membawa beraneka baterai kancing, yang bisa saja harga baterainya setara atau malah lebih mahal daripada harga jam tangan, bukan?

Arloji murah meriah bikinan Cina

Arloji murmer macam ini adalah potret keajaiban manufaktur Tiongkok: berapa margin produsen hingga pelapak? God creates the universe, the rest is made in China.

Arloji murah itu menjadi mahal ketika kita mengganti tali jam dan baterai. Para pencinta lingkungan bisa marah karena barang murah ringkih hanya mempercepat pertumbuhan sampah.

Lalu tentang obeng gerumpung, yang juga bikinan RRC, dan bertema warna kesukaan saya itu? Namanya juga barang berkualitas sekadarnya. Kapan itu ketika saya pakai untuk membuka baut kecil karatan yang sudah saya semprot penetran ternyata ujung obeng kalah.

Lebih dari sekali saya mendengar keluhan perempuan, suaminya gemar membeli barang murmer yang lekas rusak karena impuls. Bukan soal harga, keluh mereka, tetapi kegagalan suami menjadi konsumen cerdas.

Jika menyangkut pernik teknis, umumnya suami merasa smart. Merasa.

Terhadap obeng gerumpung saya tak kecewa sehingga tak kesal. Masih ada obeng kecil lain.

Obeng tua karatan masih sakti

Bongkar pasang itu menyenangkan, terutama bongkarnya

Nemu barang ini, oh senangnya hati

Jam tangan Rp50.000

Pria suka mengoleksi perkakas padahal tak becus bertukang

4 Comments

Pemilik Blog Minggu 12 Februari 2023 ~ 22.07 Reply

Kata gruwung sama dengan growong dlm bhs Jawa. Dalam bhs Indonesia disebut gerowong.
BTW anak Renny Jayusman bernama Growong, kan?

Kalo perung msh ingat kan?

junianto Minggu 12 Februari 2023 ~ 22.29 Reply

Perung populer sangat bagi warga Solo zaman bahela alias abad lalu, karena saat itu gajah di Kebon Rojo Sriwedari (sebelum.dipindah ke Taman Satwa Taru Jurug/TSTJ) perung, tapi saya lupa kuping yang kanan atau kiri.
O ya, sejak akhir Januari 2023 lalu TSTJ disulap jadi Solo Safari Zoo.
https://www.liputan6.com/regional/read/5193360/solo-safari-kebun-binatang-baru-yang-jadi-alternatif-tempat-wisata-di-solo

Pemilik Blog Senin 13 Februari 2023 ~ 18.35 Reply

Oh begitu. 🙏💐

junianto Minggu 12 Februari 2023 ~ 20.21 Reply

Saya lebih familier dengan gruwung, tapi ternyata beda arti ya, Paman?

Tinggalkan Balasan