↻ Lama baca < 1 menit ↬

Istri atau kekasih yang sekarang kalah cantik dari yang sebelumnya

Sebagai sopir, Kamso hanya diam, tak menyeletuk. Lebih penting memperhatikan jalan. Dalam mobilnya ada Kamsi plus tiga ibu lain. Mereka pulang dari melayat Pak Darno. Lalu Bu Tuti Thermos mengganti topik, membahas Joni Kulkas, putra sulung Pak Darno.

“Itu istri Joni yang sekarang kalah cantik dari istri sebelumnya. Yang dulu cantik, charming, anggun, menghormati orang sepuh. Dosen, peneliti, toplah. Sayang cerai,” kata Bu Tuti.

Lalu ramailah pembahasan. Contoh kasus pun bermunculan. Topik melebar sampai ke pacar sejumlah suami. Tapi kesimpulannya sama: istri kedua, maupun perempuan pacar suami, kalah cantik daripada yang pertama maupun istri yang resmi.

Bu Siti Panci menanya, “Kalo menurut Jeng Kamsi, napa ya laki-laki sudah punya istri cantik kok masih bisa dapet yang kalah cantik, padahal mestinya banyak opsi? Malah ada tuh yang istri kedua atau pacarnya lebih tua dari yang pertama atau resmi.”

Kamsi yang dari tadi diam, duduk di depan, menyahut, “Wah, saya ndak tau, Bu. Ini kan masalah hati dan lainnya. Kompleks deh.”

“Maaf lho, kalo menurut Mas Kamso?” tanya Bu Farida Wajan.

Kamso tanpa menoleh menjawab, “Idem istri, Bu.”

Maka pecahlah tawa. Kamso langsung mengerem dan mengklakson karena dari sebuah gang tiba-tiba ada motor, dikendarai seorang ibu, seperti langsung melompat ke tengah jalan.

¬ Gambar praolah: Freepik, Pexels

Sebal terhadap mantan karena dia bahagia