Maka terjawab sudah dari mana dia dapat ide stopper roda dari as besi U. Tapi kenapa cagak kayu cuma satu?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sepeda torpedo untuk berjualan bakso

Bakso torpedo hanya istilah saya secara sepihak karena Mas Edi menjajakan bakso dengan sepeda torpedo. Saya pernah menceritakan bakso ini dalam kemasan mirip esei foto bertele-tele, Desember 2020.

Tadi setelah matahari bersinar membuka henti hujan, seseorang menyetop Mas Edi. Harga seporsi bakso tetap Rp10.000.

Memang tak sopan, saya memanfaatkan kesempatan itu untuk memotreti, tak ikut membeli apalagi menikmati padahal sang pengudap sudah menawari dengan tulus sampai tiga kali.

Sepeda bakso masih mengandalkan minyak tanah

Tak ada yang berubah dari sepeda itu. Mas Edi tetap memakai kompor pompa dan minyak tanah. Dua tahun lalu seliter minyak tanah Rp17.000, hari ini Rp13.000. Bagaimana cara kerja botol minyak tanah dan kompor tanpa pompa ada dalam posting terdahulu.

“Entar kalo kompornya rusak saya kepaksa pake gas melon,” katanya. Alasannya, “Sekarang udah nggak ada yang jual kompor pompa.” Saya tak menyangkalnya padahal saya tahu di lapak lokapasar masih ada yang jual. Kepala kompor pompa tanpa tangki, bermerek Butterfly dan Zeppelin, harganya Rp350.000 — 375.000. Butterfly bertangki, dipompa seperti Petromax, saya akrabi waktu belia sebagai setengah anak kos.

Roda depan sepeda torpedo tanpa rem

Roda depan sepeda bakso ini tetap tanpa rem. Namun bannya sudah ganti, hanya saja profil atau kembangannya tak sebagus ban belakang. Dalam foto dua tahun silam, ban depan ini gundul. Tetapi sang pemilik seperti merasa aman dan nyaman.

Untuk roda belakang, tetap ada stopper atau pengganjal gerak roda berupa as besi berbentuk U. Cagak kayu sebagai penyangga sepeda saat berhenti masih sama.

Stopper roda sepeda dan cagak kayu

Dari mana Mas Edi dapat ide memasang as besi U? “Lha ini biasa Pak di desa. Dulu sepeda buat ngangkut gabah pada pake ganjal gini,” dia berujar. Ehm, saya dapat pengetahuan lagi. Inilah yang saya sebut belajar dalam judul.

Lalu cagak kayu kenapa hanya satu? “Lha ya lebih praktis, Pak. Kok dipasang di kiri soalnya yang berat itu di kanan, ada kuahnya dalam kotak. Kan parkirnya miring, Pak.”

Kuriositas saya tadi akhirnya terpuaskan. Pengetahuan, kata filsafat, seperti cara Sokrates, dimulai dari bertanya. BAP polisi didapatkan melalui interogasi.

Bakso yang diedarkan dengan sepeda torpedo lawas

5 thoughts on “Belajar lagi dari bakso torpedo

        1. Yang namanya belajar tak pernah usai. Dalam kredo pasukan komando ala Kandangmenjangan: tak ada prajurit terlatih, yang ada hanya prajurit yang selalu berlatih.

          Dewa Budjana dan gitaris lain selalu melatih jari. Musisi lain dengan instrumen berbeda juga begitu. Itu sebabnya setelah punya duit, penyanyi punya studio pribadi. Atau berlatih di pantai seperti orang Sala bernama Bangkit Sanjaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *