Bersua sepeda Tengertos

MTB seri Tengertos ini eksklusif. Tapi tak dipedulikan orang sejak 10 tahun silam. Karena memang nggak penting.

â–’ Lama baca < 1 menit

MTB Polygon B2W Indonesia Seri Tengertos

Malam ini saya ke sebuah rumah. Di carport ada dua sepeda. Salah satu saya kenal baik. “Lihat tuh, sepeda dari Njenengan masih bagus, Oom.” Pakde Y memang rajin merawat sepeda. Katanya, “Rante udah saya ganti. Kalo ban, kapan itu depan belakang saya ganti Maxxis.”

Ini sepeda saya sepuluh tahun silam yang saya parkir di kantor, MTB Polygon Bike to Work Indonesia. Belum pernah sepeda itu saya pakai dari rumah ke kantor atau sebaliknya. Saya tak sanggup karena krépo.

Ada tulisan besar dengan 3M Scotchlite jingga, warna kesukaan saya, yaitu “tengertos”. Ada orang yang mengejanya “ten gertos”.

Padahal “tengertos” itu dari bahasa Jawa “mboten ngertos” — nggak tau. Mulanya akan saya kasih stiker “kirangan”, artinya “(I have) no idea“, karena kedua kata itu kerap diucapkan seorang bapak muda dari Wonogiri, Jateng. Dia juga sering menjawab, “Ngapunten.” Artinya, maaf saya tidak tahu.

Teman saya, wong Sala, bilang, “Ini sepedanya wong Tosuro.” Maksudnya Kartasura, Sukoharjo, Jateng.

Saya kini heran kenapa dulu niat banget pesen stiker potong “tengertos”. Terlalu banyak iseng saya.

Sekarang? Keisengan sudah menyusut.

4 Comments

Pemilik Blog Kamis 8 Desember 2022 ~ 07.41 Reply

Rasanya begitu, Lik 😇🙈

junianto Kamis 8 Desember 2022 ~ 16.05 Reply

Ah, ten ngertos kulo kasunyatane.

Pemilik Blog Kamis 8 Desember 2022 ~ 18.00

Ngapunten, nggih 😇

Tinggalkan Balasan