Ponsel melihat dari belakang kembang

Anda akan mentertawakan jepretan saya karena cuma gitu aja, namun saya menikmati proses memperkaya cara pandang.

▒ Lama baca < 1 menit

Ponsel melihat dari belakang kembang wijayakusuma

Saya bukan fotografer. Pun bukan ahli tanaman hias. Memang dengan ponsel sekadarnya saya sering memotreti bunga dan daun. Lalu?

Dalam setiap keisengan selalu ada satu hal menarik, yakni proses. Ada eksplorasi, berasyik sendiri, dan pengalaman menemukan hal baru dari hal yang biasa, sering bahkan saban hari saya lihat.

Ponsel melihat dari belakang kembang wijayakusuma

Tadi pagi selewat pukul tujuh langit masih berkelabu mendung. Bunga wijayakusuma, dalam arti baru, bukan yang versi awal, yakni dari Nusakambangan, tadi malam mekar.

Yang saya lakukan pagi tadi adalah memotret si kembang dari arah belakang kelopak. Kalau dari samping dan depan sudah pernah.

Dari sisi hasil, jepretan ponsel saya yang layarnya sering mati ini biasa saja. Jepretan Anda lebih cantik. Namun seperti saya bilang tadi, ada pasal proses. Itulah yang saya nikmati. Personal banget.

Ponsel melihat dari belakang kembang wijayakusuma

Memotret kembang dari belakang tadi bagi saya adalah pembukaan diri terhadap cara melihat sesuatu. Serapan saya, syukur jika tak hanya visual, menjadi lebih kaya. Tak hanya melihat sesuatu dari satu sisi, apalagi dari sudut amatan sempit pula.

Tadi pagi sudut bidik saya melengkapi yang pernah saya lakukan.

Sekian ceramah saya. Wassalam.

Biasa saja hasilnya, memotret bunga wijayakusuma dari samping dan depan

Wijayakusuma dan mitos dari dua kembang berbeda

2 Comments

junianto Sabtu 3 Desember 2022 ~ 13.04 Reply

Ditunggu ceramah berikutnya.

Tinggalkan Balasan