“Lho sekarang jual kucing, Mas?” tanya saya tadi kepada kasir Alfamart.
Dia tertawa, “Nggak, Pak. Nggak tau itu kucing siapa, suka masuk ke sini.”
Saya lihat si meong masuk saat ada orang datang membuka pintu toko.
Setelah urusan dengan kasir selesai, saya bukakan pintu agar si pus mematuhi usiran pegawai toko temannya Mas Kasir.
Kata si pengusir, kucing itu sering ambil Whiskas. Hmmm… bagus juga seleranya.
Misalnya saya berniat membeli pasti tak dilayani karena kucing itu tak masuk inventori toko, tak ada SKU-nya. Karena untuk barang yang terdaftar dalam sistem, dan barangnya ada di rak, pun komputer kasir bisa menolak transaksi jika status barang tak dijual, misalnya karena akan ditarik atau sudah kedaluwarsa.
Tentang beli kucing, saya teringat ungkapan beli kucing dalam karung. Apakah zaman dahulu ada jual beli kucing, ada yang tak dikarungi dan dikarungi, bukan dalam kandang? Tega nian si penjual. Pembelinya juga.
Tetapi masalah kucing tak bertuan dan tak berpuan, menurut saya karena ini: orang bersedia memberi makan terapi ogah mengadopsi, dan kalau pun mengadopsi belum tentu mau mensterilisasi — apalagi tak mengadopsi.
4 Comments
Tentang kucing saba minimarket (maupun tempat-tempat lain) baiklah kita menunggu komentar Kanjeng Mister Farid Wong sang ahli permeongan.
Baiklah. Semoga Kanjeng Penggemar Pussy datang.
Hahaha… penggemar pussy 😃🤘🏽
Lha tenan to 🙈