Saya masih ingat komentar di Twitter beberapa hari lalu tentang rekonstruksi wajah raja dan ratu Mesir Kuno. Kalau wajah Nefertiti sejak saya kecil sudah melihatnya di buku. Memang cantik. Arca Pradnyaparamita juga cantik. Entahlah siapa modelnya.
Isi percakapan di Twitter lihat di bawah ini.
Rekontruksi wajah Raja dan Ratu Mesir Kuno…. pic.twitter.com/TJnuC4l49Y
— Taufik Damas (@TaufikDamas) November 28, 2022
Lalu ada tanggapan begini…
Bukannya dah dari dulu bangsawan itu menang milih yah?? Jadi gak heran klo ratu dan selir kebanyakan cantik. Justru heran klo ratunya burik, kesannya kawin paksa. Cmiiw ππ
— d~ (@DeeMz29429466) November 28, 2022
Saya teringat percakapan di Twitter itu saat tadi membaca Kompas tentang Mangkunegara IV sebagai bangsawan terkaya di Jateng pada abad XIX.
Kaum menak dahulu hiuup dalam feodalisme yang mengatasi sumber daya. Wajar jika kaya. Jangankan raja, adipati saja kaya. Dan kekayaan adalah kuasa. Kalau hanya kaya karena menjadi saudagar, tetapi tak punya posisi politis, dia tetap kalah dari bangsawan keraton yang atas kuasa raja boleh menguasai apapun.
Termasuk untuk menguasai perempuan cantik? Banyak dongeng menceritakan syarat si putri, misalnya memenangi perang tanding. Tidak bisa raja, atau pangeran, bisa asal ngersakakΓ©, atau menginginkan, lalu keturutan.
Kini dalam Indonesia modern, tak semua keluarga raja Nusantara kaya karena tak menguasai aset besar lagi.
4 Comments
Kalau di lingkungan saya, yang saya kerap dengar adalah : wong lanang kuwi menang milih — bangsawan maupun bukan.
Saya juga sering denger.
Kenapa ya lelaki lbh mudah dapat pasangan, bahkan setelah tua pun, asalkan tidak renta, tetap ada yang mau? π
Itulah hebatnya lelaki. π
Bisa bikin perempuan marah lho π