Rasa putu sepeda dan putu gerobak

Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat. Dalam sebulan masing-masing dapat Rp6 juta lebih.

▒ Lama baca < 1 menit

Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat Tempo hari saya memostingkan putu dan klepon yang dijajakan berkeliling dengan gerobak. Kali ini penjualnya naik sepeda. Bunyi peluit uapnya serupa, cara membunyikan dan membisukannya pun sama. Harganya juga setara, Rp10.000 dapat sepuluh lonjor putu maupun sepuluh gelintir klepon.Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat Tadi sore ketika gerimis kepyur menyapa saya dan istri memanggil penjual putu klepon (sebut saja pupon). Karena kepyur terus meningkat, tutup tatakan kerja dia turunkan sedikit, satu tangannya menahan, sehingga pesanan kami tak basah. Lihat gambar di atas, kotak kanan bawah. Menurut terkaan Anda, pegangan itu bekas apa?Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat Sepeda lawas untuk berjualan itu sudah dia modifikasi. Selain kotak olah disertai tungku dan tabung gas melon juga ada payung. Tetapi payung hanya dipakai saat berhenti. “Kalo dipakai jalan ya kabur, Pak,” kata si penjual entah siapa namanya.Pegangan pada gagang payung telah dia modifikasi supaya dapat ditancapkan secara pas padahal susulan (gambar atas, kotak kanan bawah).Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat Dalam sehari jalan, tepatnya siang sampai malam, dia bisa beroleh Rp200.00—Rp250.000. Saya mengandaikan jika dalam sebulan dia tak punya prei bisa mendapatkan omset Rp6 juta lebih.Penjual putu klepon (pupon) sepeda dan gerobak tidak bersaing ketat Saat dia menyerahkan pesanan, melintaslah sebuah gerobak pupon. Mereka berbalas senyum. Hmmm… kompetitor, saya membatin.”Kenal dia, Mas?” saya bertanya.”Lha iya, wong itu abang saya.”Mereka, kakak beradik dari Brebes, Jateng, itu tinggal bersama di rumah kontrakan dekat kompleks saya. Maka judul posting ini menjadi jelas. Rasa pupon sepeda dan gerobak itu sama, lahir dari dapur yang sama.

Putu dan klepon mengikat janji

4 Comments

junianto Kamis 20 Oktober 2022 ~ 14.08 Reply

Iya, paling banyak dari Wonogiri. Sebagian dari Tawangsari, Sukoharjo. Sebagian wilayah Tawangsari ini dekat banget dengan Wonogiri.

junianto Kamis 20 Oktober 2022 ~ 12.03 Reply

Di lingkungan saya juga ada penjual putu, pakai gerobak, orang dari Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, yang boro ke Solo. Biasanya wong Tawangsari yang mengembara ke Solo itu berjualan bakso atau mi ayam.

Pemilik Blog Kamis 20 Oktober 2022 ~ 13.19 Reply

Lho bukan wong Wonogiri? Biasanya bakso dan mi ayam di kota lain itu orang sana.

Tinggalkan Balasan