Spam dalam blog ya gimana lagi

Ternyata KBBI V sudah menyerap kata benda “spam”. Artinya media dan semua artikel ilmiah tak perlu menuliskannya dalam cetak miring (italik, kursif)*.

Saya belum beroleh contoh bentuk kata kerjanya dengan awalan “me”. Biarlah para guru bahasa Indonesia yang menjelaskan.

Seperti umumnya narablog, dan pengelola situs apapun yang menyediakan kotak isian pesan, saya juga direpoti spam. Pada era blog lama, spam ini membuat saya kewalahan karena si Memet Akiskmet dan captcha aritmetis gagal menyaring.

Maka dalam era blog baru, dengan TLD dot com, pindah dari yang dot org, semua komentar tak saya angkut. Kenapa? Selain komentar beneran juga ada spam, bahkan mungkin lebih banyak.

Kini blog sudah jauh berbeda dari, katakanlah, empat belas tahun silam. Apakah masih ada pembaca blog, yang terus menyusut itu, mengeklik tautan dalam spam, karena dari sisa yang ada pun tak merasa berkepentingan melongok komentar?

Jadi kenapa para spammers, eh penyepam eh spamer (karena supporter dan blogger dalam KBBI menjadi suporter dan bloger), masih mempekerjakan robot melakukan hal tiada guna?

Mungkin menambah memori di server orang lain dianggap berfaedah.

Cara paling aman dan simpel untuk menghindari spam adalah tak menyediakan kotak komentar maupun formulir kontak. Nggak ada interaksi dong?

*) Kita menyerap “italik” dari bahasa Inggris “italic” dan “kursif” dari bahasa Belanda “cursief” yang dipakai oleh orang-orang lama di percetakan yang mengalami pra-offset. Setelah aplikasi desktop publishing dan terutama pengolah kata (word processor) WYSIWYG masuk, 1980-an, istilah grafika yang laku berasal dari bahasa Inggris. Ikon menu untuk cetak miring adalah huruf “I” kapital, dari kata italic itu. Ihwal riwayat wajah fon huruf miring yang disebut italik itu sila buka Encyclopedia Britannica dan Wikipedia.