Foto ilustrasi untuk berita tentang rencana Jakarta memberlakukan siaran digital TV (Selasa, 4/10/2022), berupa arsip jepretan Juni lalu, di Kompas ini menarik. Sejumlah pesawat TV bekas dijejerkan di bawah pohon bambu. Tampaknya ini bukan seni instalasi.
Selama ini kita melihat pesawat TV bekas berada di pos keamanan dan gardu jaga. Bahkan pos satpam di samping gerbang sebuah pusat servis elektronik sebuah jenama pun memanfaatkan kotak layar beling bekas yang masih bertabung.
Kini TV barang biasa. Di warteg, warung Indomie, dan bahkan rombong rokok pun ada. Dulu ketika belum terjangkau semua orang, apalagi stasiun hanya ada TVRI, orang yang tak punya TV dan kebetulan kurang pede, merasa tertinggal ketika orang lain membahas acara TV.
Kini? Hampir semua orang punya TV. Bahkan kamar indekos pun ada TV-nya. Kalau kita butuh TV bekas, ada saja yang menjualnya. Namun tak semua orang menonton siaran TV apalagi membicarakannya. Mereka yang tak paham acara TV pun kini tidak merasa malu.