Tragedi Kanjuruhan

Pertanyaan saya mungkin tampak naif bahkan bodoh: kenapa bisa terjadi? Saya tak menanyakan kenapa harus terjadi.

▒ Lama baca < 1 menit

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Saya tak paham sepak bola. Tetapi saya paham bahwa kematian 125 orang di Malang mestinya dapat dihindari karena banyak pertandingan sepak bola tanpa korban. Luka ringan 260 orang dan luka berat 39 orang pun mestinya dapat dicegah. Saya naif? Maafkan saya.

Orang menonton olahraga untuk bergembira, menyalurkan emosi, ikut berpesta adrenalin, namun sejauh saya tangkap untuk sepak bola lebih dari sekadar gairah itu. Sudah banyak teori tentang hal itu.

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Seorang kawan bercerita, buka tutup stasiun kereta di London pun diatur jika menyangkut suporter. Pernah di Amsterdam selagi saya ngopi di trotoar tiba-tiba datanglah rombongan suporter Inggris, menjungkirbalikkan meja kursi, setelah itu mereka berlalu begitu saja. Para pengudap hanya geleng-geleng kepala, saling pandang, berbalas angkat bahu dengan telapak tangan tengadah dan garis bibir melengkung ke bawah.

Di Bonn, 2010, dini hari saya bisa sampai di rumah tempat saya menumpang tidur. Saya sulit pulang dari pusat kota. Untunglah Jerman juara Piala Dunia, kata tuan dan nyonya rumah. Kalau mereka kalah mungkin saya tak dapat pulang karena berada di tempat dan waktu yang salah.

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Dahulu saya waswas setiap kali mendengar cucu yang masih SMP ikut rombongan suporter Persija naik Metromini ke Senayan. Kabar kerusuhan penonton sepak bola meresahkan saya.

Kematian, jangankan ratusan orang, hanya satu orang pun dalam sebuah acara, bahkan misalnya karena serangan jantung atau strok tersebab semangat dan gairah membara di tengah lautan manusia yang tertib, adalah kabar menyedihkan.

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Tentu setiap kerumunan tak terkendali bisa berbuah petaka. Tak hanya sepak bola. Setiap kali kedua putri saya menonton konser, apalagi saat mereka remaja, saya harus memastikan siapa promotornya dan tentu siapa saja yang tampil di pentas dan segmen mereka.

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Tak hanya selama acara berlangsung yang saya pikirkan tetapi juga setelah acara bubar ketika hari sudah berganti.

Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jatim

Kematian, apalagi karena hal yang tak semestinya, adalah sesuatu yang kita sesalkan, termasuk vonis hukuman mati untuk terpidana yang menurut timbang rasa kita mengandung proses peradilan yang tidak pas.

Belasungkawa saya untuk para korban.

¬ Kliping PDF tentang subkultur sepak bola (Rahma Sugihartati, guru besar sains informasi FISIP Universitas Airlangga; menulis disertasi dan buku tentang subkultur anak muda), dan penggunaan gas air mata (Sophan Y. Warnasouda, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan) — dari Kompas (3/10/2022)

2 Comments

junianto Senin 3 Oktober 2022 ~ 09.11 Reply

Yang membuat saya sangat kaget, hanya ada satu kelompok massa suporter (tanpa massa suporter lawan tanding) kok malah jadi kasus yang menelan begitu banyak nyawa….

Saya pun berbelasungkawa untuk para korban, dan keluarga yang ditinggalkan.

Tinggalkan Balasan