Dunia masa lalu: Meterai dan pasfoto dalam dompet

Sebetulnya ada layanan maju sejak dulu: SIM dan paspor, karena pasfoto dibuat di tempat.

▒ Lama baca < 1 menit

Gaya jadul: punya meterai dan pasfoto dalam dompet

Tadi saya membersihkan aneka berkas dan menemukan tiga lembar meterai serta dua pose pasfoto. Meterai dengan nominal lama, Rp6.000, saya beli di Kantor Pos Cideng, Jakpus, 2017.

Pasfoto? Salah satunya jepretan 2005, saya ingat di Fuji Image Plaza, Mal Taman Anggrek, Jakbar. Kalau tak salah ingat itu atas permintaan bank di mal tersebut, untuk foto kartu debet.

Meterai edisi 2017 itu saya taruh di laci kantor. Dahulu saya membelinya karena bank BUMN yang meminta tak menyediakan meterai untuk penggantian kartu ATM. Sepulang dari bank, meterai masuk laci.

Sebelumnya ada juga meterai dalam dompet, selembar dua lembar, tapi lengket di dalam. Sedangkan pasfoto terbungkus plastik obat ada dalam dompet sampai 2010-an.

Itu tadi kebiasaan lama. Karena ada saja urusan yang meminta meterai — tetapi bukan surat pernyataan minta maaf — dan urusan yang meminta pasfoto.

Kini meterai bisa digital, urusan tempel dan beli, juga pengiriman dokumen, bisa kita lakukan via ponsel.

Ada pun pasfoto kini sudah tak perlu lagi setelah ada swafoto (selfie). Bahkan aplikasi lembaga keuangan memanfaatkan fitur panggilan video untuk memverifikasi nasabah, misalnya setelah nasabah mengganti ponsel atau melakukan reset perangkat, serta membuat rekening.

Meterai tanpa tempel oleh bank hanya ada dalam dokumen sepihak bank dan perusahaan penerbit tagihan, misalnya operator telekomunikasi. Ada kotak bertuliskan meterai lunas.

Sedangkan pasfoto tanpa setor, sejak dahulu, sebelum ada e-KTP, dipelopori layanan SIM dan paspor. Lalu setelah ada webcam, layanan bisnis seperti Fitness First, awal 2000-an, mengintegrasikan pendaftaran dan penerbitan kartu, dikontrol melalui PC. Hasil fotonya dahulu kurang sip. Tak sebagus kartu panitia dan kartu peliputan bertali leher seperti zaman sekarang.

Apakah sekarang masih ada urusan ini itu, di luar lembaga pendidikan, yang mengharuskan kita menyetorkan pasfoto?

5 Comments

junianto Kamis 29 September 2022 ~ 13.31 Reply

Saya juga pernah nyimpen materai dan pas foto di dompet pada sekian tahun silam, dan pernah pula nyimpen foto berdua dengan istri. Ketiganya sudah tidak ada lagi di dompet sejak kapan saya lupa.😁

Pemilik Blog Kamis 29 September 2022 ~ 14.37 Reply

Kalo foto berdua sekarang pasti ada di hape 🙈

junianto Kamis 29 September 2022 ~ 16.37 Reply

Betul, Paman.

Tapi saya pengin bawa lagi di dompet. Biar berkesan arkais 😬 (Eh kayaknya lama Paman enggak sebut kata arkais dalam konten-konten Gombal).

Pemilik Blog Kamis 29 September 2022 ~ 18.36

Ini ngécé, kata arkais identik dengan saya 🙈

junianto Kamis 29 September 2022 ~ 19.28

Mboten ngece kok Psman, mboten.

Sumpih!

Tinggalkan Balasan