Sabar, ini bukan iklan. Lagi pula saya belum mencobakan pada anak kecil entah cucu siapa. Tetapi saya tertarik karena tersesat ke etalase alat bantu tulisan tangan di lokapasar. Zaman saya bocah belum ada alat ini. Kata bapak saya waktu sekolah di luar negeri dan menerima surat dari anak-anak, “Kalo jelek tulisannya pasti Antyo.”
Setelah itu tulisan tangan saya membaik, artinya bisa dibaca oleh teman dan guru. Sebelum saya lulus SD, kata teman-teman, tulisan tangan saya nyeni. Maksud mereka seperti anak SMP dan SMA.
Kini tulisan tangan saya buruk. Maklumlah komputer dan terutama ponsel telah mengorting kemampuan saya menulis yang bisa dibaca. Intinya, tulisan tangan saya kalah jauh dari Ferdy Sambo. Padahal dia tentu juga lebih sering menulis dengan komputer dan ponsel.
Tulisan tangan buruk saya pernah membuat bingung komputer, dalam hal ini PDA, dua puluh tahun silam. Si gawai tak dapat mengenali aksara saya. Selain sulit dibaca juga lantaran arah garis saya kadang tak lumrah. Misalnya menuliskan angka 2, 3, dan 5 dari bawah. Begitu pula huruf S, D, dan J kapital.
Kembali ke tulisan anak, apakah anak SD sekarang masih mendapatkan pelajaran menulis halus atau menulis indah? Ada yang bilang masih, ada yang bilang tidak, tergantung sekolahnya.
Tentang cara memegang pensil mungkin masih dikontrol guru, karena itu modal menulis dengan benar, sehingga tak perlu tancapan jari dari silikon ini. Kalau jarak mata anak dan kertas, apakah guru sekarang masih peduli?
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
Hehehe, saya malah belum pernah melihat contoh tulisan dua cucu saya, yang duduk di kelas dua dan satu SD swasta,jadi belum tahu apakah tulisan mereka rapi atau tidak.
Coba dong 🙈