“Mas, istilah penjabat itu resmi? Apa bedanya ama pejabat?” tanya Kamsi usai makan siang.
“Resmi,” sahut Kamso, “di KBBI ada, di peraturan mendagri juga ada penjabat yang disingkat Pj, lalu sebelumnya ada penjabat sementara yang disingkat Pjs.”
“Tapi awam nyebutnya pejabat, kan?”
“Iya. Tanya Pak Bagong, sebagai guru PPKn pasti lebih paham.”
“Terus kalo penjabat gubernur belum ditetapkan, yang mimpin DKI sekarang siapa?”
“Lagi-lagi kita tanya Pak Bagong, apa kasusnya mirip gubernur dan wakilnya saat berhalangan sehingga sekda bisa gantiin sementara. Nggak tahulah.”
“Rumit ya?”
“Nggak sih. Yang rumit itu waktu Sandiaga Uno jadi cawapresnya Prabowo. Kursi wagub kosong, DPRD menunda terus, alasannya mau Pemilu 2019. Kalo cuma karena PDIP kayaknya nggak juga, Gerindra eh Prabowo waktu itu kan belum gabung Jokowi. Akhirnya setelah Pemilu 2019 baru ada wakil buat Anies, orang Gerindra, bukan PKS yang sampai sowan ketua DPRD yang orang PDIP. Ahmad Riza Patria cuma jadi wagub dua setengah tahun.”
“Jadi PDIP sebelum Pemilu 2019 udah main mata sama Gerindra buat njegal PKS? Kok gitu ya politik?”
“Mari kita tanya Pak Bagong.”
“Berat amat jadi guru PPKn, harus bisa jelasin keanehan politik.”