Anak pulang sekolah akan memilih lajur yang teduh. Pria dewasa yang ke masjid tak takut panas mentari.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Jalan terang dan gelap, panas dan teduh, pilih mana?

Sesuai siklus, September ini Matahari terus bergerak ke selatan, tanggal 23 nanti seperti halnya 21 Maret, sang surya tepat di atas ekuator. Maka garis batas terang dan gelap di sekitar rumah kita selalu bergeser. Ralat: bukan terang dan gelap melainkan panas dan teduh, terpapar sinar langsung mentari dan tak langsung.

Tadi saat pergi ke warung untuk membeli garam dan bawang merah — begitulah kisah keseharian saya, tak ada yang keren — saya membatin satu hal. Nanti siang setelah makin panas, sebagian pejalan kaki akan melipir, menyusui sisi jalan yang diteduhi bangunan.

Saya sebut sebagian karena tak semua orang menghindari panas baskara. Saya amati, mereka yang berjalan kaki untuk bersalat Jumat di masjid jarang melipir mencari sisi teduh. Mereka akan mendapatkan keteduhan yang jauh lebih besar dan mulia. Pilihan jalan terang dan jalan gelap dalam kehidupan jauh lebih menguji iman ketimbang perjalanan dekat setiap Jumat siang.

Anak kecil pulang sekolah? Umumnya akan menepi ke sisi yang teduh.

Kalau saya? Cari yang teduh apalagi kalau lupa memakai topi.

Sebenarnya kalau jalan dalam kompleks lebar semua, akan ada ruang untuk pohon peneduh.

Pantulan jendela tetangga menambah bayangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *