Kamso menyerahkan kotak karton jenang itu kepada istrinya, “Dari Bude Sri Rejeki, tapi dengan pesan jangan kuciwa.”
“Tetap kita syukuri, Mas. Ini rezeki,” kata Kamsi.
Lalu mereka pun membuka kemasan dan mencicipi. Tetapi keduanya tersenyum.
“Tetap kita syukuri, Mas. Bude juga udah berpesan, kan?” kata Kamsi.
“Iya, Jeng. Mmmhhhh… duh….”
“Hayo, Mas mau ngeluh apa? Hihihi… tapi enak lho sebenarnya.”
“Alot….”
“Nggak seberapa, Mas. Lebih alot kasus Sambo. Dia udah ngaku mbunuh, mengerahkan kolega buat nurutin skenario, merusak barang bukti, berbohong, tapi belum dipecat.”
“Lha Sambo banding, emoh dipecat. Sidang banding dalam tiga puluh hari ini setelah memori masuk. Aku nggak tahu dokumen udah masuk belum.”
“Ah, mbulet. Udah jelas ngelanggar etika profesi kok nggak mau dipecat. Takut nggak punya duit? Sekarang meskipun disel masih dapat gaji kan? Mana jiwa perwira berani tanggung jawab, nggak cuma ngasih komando dan ngorbanin sejawat? Alot tenan! Entar di pengadilan dapat ganjaran ringan?”
“Jangan mendahului hakim.”
¬ Gambar praolah: Tokopedia
2 Comments
👍👏🍻🤭
Kasus Sambo alot karena beliau all out melawan….