Generasi sandwich atau kelompok roti isi adalah kaum yang disodok dari bawah dan ditindih dari atas. Dari bawah oleh biaya hidup anak, sejak anak-anak mereka lahir hingga dewasa mandiri. Dari atas oleh biaya hidup ayah ibunya, bahkan nenek dan paman bibinya.
Anda yang masih muda, dari kalangan X (saat ini 40–55 tahun), milenial (Y; 24–39 tahun), dan Z (di bawah 24 tahun), besar kemungkinan menjadi isi dari setangkup roti telentang tengkurap. Apa boleh buat, tak terhindarkan. Bahkan generasi boomers (55 tahun ke atas) pun termasuk isi lapisan tipis paling atas.
Anak membantu orangtua dan orang tua itu wajar. Secara umum, hasil survei Kompas menunjukkan mereka rela.
Kompas memberi catatan: “Secara status sosial ekonomi, generasi sandwich Indonesia paling banyak ditemukan pada kelas menengah-bawah, yakni 44,8 persen, diikuti kelas bawah 36,2 persen. Bantuan ekonomi yang diberikan kepada keluarga besar umumnya untuk memenuhi kebutuhan pokok, yakni makan dan minum.”
Menarik untuk mencari tahu, persentase kontribusi dari pendapatan anak untuk orangtua itu lebih banyak dari lapisan sosialisasi ekonomi yang mana. Urun Rp1 juta dari orang bergaji pas banderol UMP tentu berbeda nilai relatif apabila dibandingkan Rp1 juta dari orang bergaji bulanan Rp10 juta.