Pada bibir bak sampah saya lihat tanaman liar. Lebih tepat tumbuhan sih karena tumbuh sendiri, tak ditanam. Rasanya kemarin saat membuang sampah saya tak melihat tumbuhan kecil itu. Kebetulan di daun kuping kanan saya terjepit sebatang pensil. Maka untuk perbandingan ukuran, saya foto keduanya.
Namanya juga tumbuhan liar. Dia mudah tumbuh karena alam merawatnya. Tumbuhan liar berdaya tahan dan berdaya juang tinggi. Mungkin manusia liar juga begitu, hanya menurut naluri. Menyingkir kalau tak mampu melawan, membunuh pihak lain kalau dirinya kuat.
Saya tak tahu itu tumbuhan apa. Saya coba mencari tahu via Google Lens malah memberikan info itu maman lanang. Bisa jadi karena mirip.
Apakah tumbuhan liar tidak manja seperti tanaman hias? Sebetulnya juga manja. Alam yang memanjakannya dengan panas, kelembapan, hawa kering yang pas, dan makanan.
Namun, sekali lagi, daya tahan dan daya juang mereka hebat. Mandiri sekali. Saya kagum. Tetapi saya tidak bisa menjadi tumbuhan maupun tanaman. Mana ada vegetasi yang ngeblog?
2 Comments
Itu mungkin yg jd alasan kawan saya kenapa doi menyematkan nama “Ilalang” pd anak laki²nya
Wow! 👍🍻