“Kok bisa sih 17 juta data pelanggan bocor, PLN cuma bilang itu data lama atau replikasi atau apalah, bukan data transaksi?” tanya Andre Palugada.
“Nggak tau. Biar ahli yang neliti,”jawab Kamso.
“Pembeli data juga neliti? Atau langsung pake entah buat apa kayak dagangan lawas nama dan nomor telepon orang di kalangan telemarketer?”
“Nggak tau.”
“Aktivitas browsing pelanggan Indihome juga bocor dan dijual. Gimana, Pak?”
“Nggak tau.”
“Yang salah siapa?”
“Inget waktu motormu hilang, padahal udah pake pengaman tambahan, gerbang udah digembok?”
“Iya, seksi keamanan RT malah komen, napa nggak masang CCTV?”
“Nah….”
“Terus gimana nih, Pak?”
“Ingatlah semboyan BUMN: akhlak. Kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.”
“Maaf, Pak Kamso bicara apa sih?”
"data yang dikelola PLN diklaim dalam kondisi aman" : ini penyesatan publik oleh @pln_123 – data nama & alamat lama pun tetap data nama & alamat juga.
Memangnya orang pindah rumah tiap minggu?https://t.co/OQNZv5FgES.https://t.co/PkrsguKbqg pic.twitter.com/BJMJZB0hjm
— Harry Sufehmi (@hsuf) August 21, 2022
¬ Gambar aset: Shutterstock, Ramajaya Store, Wallmonkeys
5 Comments
Kalau soal kebocoran data pelanggan ini masalah baru, saya jadi ingat masalah-masalah lama seperti ini :
https://blogombal.com/2008/07/25/listrik-menyala-alat-menderita/
https://blogombal.com/2008/05/15/akhirnya-saya-ditagih-oleh-pln/
Wuih kok inget lalu nyari lho 👏👍
Itu pun hanya sebagian (kecil).😁
perlu disetrum tuh mereka
;)
Kalo sambungan listrik belum diputus PLN bisa 🙈