Pertanyaan dalam judul itu memberikan peluang jawaban terbuka nan beragam. Setiap pelapak dan pembeli di lokapasar punya jawaban sesuai kepentingannya. Pembeli satu boks jarum mungkin tak menganggap perlu membuat video.
Saya juga tak pernah membuat video. Memang sih pernah keblondrok, timbangan digital kaca untuk berat badan saya buka tinggal butiran beling, terlalu besar untuk disebut kristal.
Lalu bagaimana jika memesan buku, dan ternyata ada halaman yang kosong, atau cetakan dobel sehingga bikin sakit mata? Saya rasa tak perlu video, cukup foto.
Kalau pesan buku A yang dikirim buku B, topiknya pun berbeda, begitu pun judulnya? Foto juga bisalah, tak usah video.
Saya pernah dua kali mendapatkan buku yang keliru. Pelapak pertama bersedia mengganti dengan bonus buku kecil.
Pelapak kedua? Mengakui salah kirim tetapi memarahi saya, menyebut saya ngeyel karena saya tak mau memesan ulang dengan membayar lagi. Dia saya laporkan ke bagian pengaduan lokapasar itu, lengkap dengan gambar tangkapan layar.
Apa pun divideokan tapi tetap ada yang menarik secara personal
3 Comments
Saya nggak pernah bikin video unboxing, pun foto, karena tidak sering beli barang secara online (mungkin rata-rata setahun dua kali) dan percaya penjualnya. Biasanya yang saya beli onderdil motor. Dan syukurlah belum pernah bermasalah.
Nanti kalo pesen klepon dibikin video ya 😊
🙈