Tadi ketika membersihkan kamar saya amati mug wadah alat tulis yang sering saya abaikan, karena bukan punya saya, berhiaskan ikon SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari PBB.
Ingatan saya langsung kepada dua hal, yakni acara TV dan infografik. Untuk TV, saya tahu ada acara yang dipandu Denny Sumargo, entah apa namanya, pokoknya semacam cerdas cermat. Saat TV ditinggal istri saya sehingga menjadi radio, kalau saya sedang melewati ruang TV kadang melihat sebentar ingin tahu apakah peserta dapat menjawab sebuah pertanyaan.
Nah tadi saya membatin apakah soal SDGs pernah menjadi soal. Tentu tak harus semuanya, cukup satu dari 17 hal. Kenapa? Mengingat 17 hal itu sulit namun itu bukan kesalahan PBB. Masa semua hal harus diringkas sekecil mungkin?
Menyangkut ingatan, dahulu saat saya membuat infografik untuk topik tertentu, saya menerapkan rumus yang saya karang sendiri karena daya ingat terbatas. Sebut saja “lima plus minus dua”.
Maksud saya, lima hal itu pas. Seperti jumlah jari di sebelah tangan maupun kaki manusia. Kalau harus lebih, tapi semoga tak dianggap terlalu banyak, tambahkan saja dua hal sehingga menjadi tujuh hal.
Namun apabila lima hal terlalu banyak, karena akan sulit diingat, kurangilah dua sehingga menjadi tiga hal. Urusan selanjutnya adalah desain (tata letak, warna, penonjolan) dan penulisan wara (copywriting).
Tentu hal itu tak dapat diterapkan untuk semua hal.
5 Comments
Kalau untuk keperluan blog ini Paman pakai rumus apa?
Pakai rumus suka-suka dan dhatnyeng 😇🌺
Uhui, hidup dhatnyeng!
Dalam urusan tertentu saya sangat terencana dan tertib, tapi dalam urusan lain saya mengalir dan impulsif 😇
👍