Pengendalian diri itu suatu seni justru ketika keleluasaan terbuka nyaris tanpa batas. Di rumah sejak beberapa hari lalu ada keripik paru, enting-enting gepuk, kacang, dan lainnya, semuanya oleh-oleh. Untunglah emping besar tak kami goreng semua. Keripik paru dan sekantong plastik anting-enting Salatiga biarlah duduk manis dalam wadah. Saya harus lebih manis: mengendalikan diri, karena alasan kesehatan.
Tempe? Berat untuk menahan diri, bahkan harus mengajak mereka berseteru, tetapi mesti. Perjuangan ini saya yakin takkan lama, karena yang lebih ketat pernah saya jalani tiga bulan lebih, menjauhi aneka kacang-kacangan, sayuran kaya purin, gado-gado, ketoprak, tempe, rempeyek kacang maupun teri, dan semua yang ada dalam daftar negatif investasi untuk tubuh.
Abstinensi itu berat. Butuh kedisiplinan dengan kesadaran penuh, bukan karena takut dihukum, lagi pula tak ada pengawas kenapa mesti takut.
Dalam pendekatan orang alim agama apapun, biarpun lapak judi beroperasi, layanan prostitusi buka 24 jam, alkohol mudah didapat, jika memang disiplin sepenuh kesadaran takkan ada masalah. Itulah beriman secara dewasa, kata mereka. Kalau Anda tidak berada dalam situasi darurat tanpa opsi lain untuk makanan, padahal kelaparan hampir semaput, kenapa harus menyantap hidangan tak halal, bukankah hanya makan kentang rebus atau nasi takkan mati?
Tentu daya tahan setiap orang terhadap mata pelajaran yang diujikan itu berbeda. Maka ada saja orang baik berkemasan agamais formal yang dicokok KPK atau pengajar agama yang gemar menyerukan akhlak namun melakukan kekerasan seksual bahkan terhadap orang bawah umur.
Kehidupan ini memang tak mudah justru ketika pilihan terbuka luas, dari ketersediaan rempeyek teri sampai korupsi. Bedanya, rempeyek kacang teri bukan ranah pidana, tetapi dokter berhak memarahi.
7 Comments
Paling mengenaskan adalah ketika membaca tentang sesuatu makanan yang disukai, namun yang terpampang di paandangan hanyalah gambar dan narasi. Seandainya pemilik tulisan ini sudi dan baik budi, mungkin kini hidangan sudah tersaji… namun itu hanyalah sekadar imaji.
Wah Denmas Totok ini ada-ada saja. Lha nanti tersaji ternyata termasuk daftar negatif 🙏😇
Awal Juni lalu menurut hasil pemeriksaan lab kadar AU dan kolesterol jahat saya tinggi, dan suatu saat istri minta dibelikan martabak telur, plus di rumah banyak kudapan, saya mau menulis seperti konten Paman ini. Batal, karena males alias ndembik, dan ide pun menguap.
Santai saja. Yang penting sehat.
Ngeblog personal itu bukan pekerjaan kecuali ada orang yang menggaji kita sehingga harus selalu bikin posting tanpa peduli mood dslb.
Bedanya adalah : Paman ini selalu antara mood dan mood banget, sebagaimana kalau makanan bagi Paman itu enak dan enak banget.😁
Nggak gitulah. Masa orang gak kenal mood.
Untuk makanan, bagi saya juga banyak yang gak enak.
Seingat saya, saya pernah baca, tapi mungkin Paman bercanda, Paman sebut tahunya makanan itu enak dan enak banget.