Sebelum musim syarat menyertakan video unboxing untuk komplain pesanan dalam berbelanja daring, saya kadung menganggap video unboxing di YouTube itu reviu. Bedah kotak hanyalah istilah. Bukan harfiah.
Kendati demikian di YouTube dahulu saya sering kesal kalau unboxing ternyata dalam arti apa adanya. Si kreator konten membuka kemasan, kadang bertele-tele tanpa suntingan, lalu selesai. Barang tak dicoba dan dinilai. Penonton kuciwa. Itu berlaku untuk apa saja, dari sepiker Bluetooth sampai filter akuarium.
Tetapi anehnya ada saja yang menonton. Padahal tak hanya dari durasi para penonton bisa menebak sebuah video itu unboxing saja ataukah ada reviu singkat, karena dengan menggeser tombol untuk mempercepat previu pun bisa menebak keseluruhan konten.
Lha kok tetap menyimak sejak awal dengan manis bahkan takzim? Mungkin ini residu dari kebiasaan menonton tayangan TV dan sekaligus kebisaan melihat film cerita di mana pun, yaitu membiarkan diri larut dalam alur tuturan visual.
Ketika menonton unboxing tanpa reviu, penonton telanjur berharap ada poin penting, bahkan beroleh drama dengan plot bengkok.
Apa pun divideokan tapi tetap ada yang menarik secara personal