Sejak dahulu saya khawatir jika motor kurir ditinggal untuk menyerahkan barang lantas ada penjahat mengambil paket di motor atau sekalian motornya (¬ Kompas.com). Terkabarkan, seorang kurir harus mengganti paket yang hilang karena dianggap teledor (¬ TribunSolo)
Pernah saya lihat motor kurir diparkir di trotoar Sarinah, Jakpus, lalu saya blogkan (2017). Kemudian saya amati di beberapa tempat, kalau di tempat ramai dan banyak orang yang tidak bergerak, misalnya sopir bajaj dan taksi ngetem, atau PKL, bahkan satpam, akan relatif lebih aman.
Kemarin di sebuah jalan kecil di Cipete, Jaksel, saya lihat para kurir merasa aman dan nyaman meninggalkan motor yang mengangkut paket. Di kawasan itu banyak rumah berpenjaga, berseragam satpam maupun tidak, yang kongko di luar gerbang, lagi pula CCTV bertebaran. Mereka sudah hafal para kurir demikian pula sebaliknya. Usai menyerahkan atau menaruh paket, kurir kembali ke motornya tanpa memeriksa bawaan.
Tentu kurir trondholo semprul sontoloyo juga ada: menyikat barang antaran yang dia bawa (¬ JPNN)
2 Comments
Kalau di lokasi ada orang, semisal tukang parkir, satpam, atau sopir bajaj (kalau di Solo sopir becak), sang kurir bilang titip lalu pergi ngantar paket, mestinya bisa aman, ya?
Kita asumsikan begitu. Pertama karena solidaritas sebagai sesama wong cilik. Kedua, kalau sekali keamanan di kawasan mereka tercemar, itu mengancam nafkah mereka juga.