Kejelekan pegawai jika diberi ruang khusus adalah membangun gudang barang pribadi. Setelah cabut dari kantor akan kerepotan.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Kotak pindahan barang pribadi dari Gramedia Majalah Jalan Panjang 8A Kebon Jeruk Jakarta

Ada baiknya tidak teliti. Ketika membersihkan foto di ponsel saya temukan jepretan 17 Maret lalu: tentang label pada kontainer plastik beroda. Itu label lima belas tahun silam, saat saya pindah dari kantor di Jalan Panjang 8A, Kebonjeruk, Jakbar.

Saya lupa dulu total ada berapa koli yang diangkut dari kantor ke rumah saya di Bekasi. Nomor 13 dan 14 itu entahlah apakah yang terakhir ataukah masih punya adik. Yang pasti, kontainer plastik yang sanggup memuat anak kecil duduk itu bisa dipakai ulang hingga hari ini. Dulu belum ada lapak daring, saya membelinya di Jatinegara, Jaktim.

Isi kotak boyongan dulu bermacam-macam, termasuk micro hi-fi, CD, dan buku — dua hal terakhir itu paling banyak. Juga majalah, misalnya National Geographic edisi Amrik, banyak banget, untuk saya hibahkan. Kalau Time dan lainnya, sejak selesai saya berikan orang.

Kotak pindahan barang pribadi dari Gramedia Majalah Jalan Panjang 8A Kebon Jeruk Jakarta

Moral ceritanya apa?

  • Ketika berganti milenium saya masih berpola lama: terlalu banyak artefak berupa media fisik
  • Tempat kerja memberikan pemanjaan berupa ruang khusus dengan lemari khusus, padahal ruang dan storage besar mendorong orang membuat gudang berisi barang pribadi
  • Jika kantor harus menyewa ruang, dengan ongkos per meter persegi, cara macam itu adalah pemborosan

Di tiga ruang tempat kerja berikutnya saya kembali mengulangi pola. Saya akui, saya agak manja, selalu butuh ruang sendiri dengan meja panjang custom agar pas dengan ruang, dan lemari plus rak khusus. Maka ruang kerja saya ada yang mirip toko. Tetapi dengan cara itulah saya produktif. Merasa punya dunia sendiri, tak bercampur orang lain.

Dua kali membawa pulang barang ke rumah, 2015 dan 2019, itu merepotkan. Untung untuk pindahan terakhir, saya belum memasang akuarium mini di kantor, padahal alatnya sudah lengkap, termasuk filter sampai penguras air. Meskipun banyak barang saya hibahkan sebelum saya cabut, termasuk sepasang sepiker dan subwoofer, masih kerepotan juga saya. Ada buku, baju plastikan, alas kaki, dan… belasan karaf kaca dan vas gelas rumah ikan cupang.

Lho itu orang indekos atau pegawai perusahaan? Jeleknya doktor ya itu. Mondok di kantor.

Saya tahu bukan hanya saya yang membangun gudang di tempat kerja. Yang pasti saya tak sampai menaruh sepeda, turntable plus preamp dan power amp (karena tak punya) serta gitar elektrik dan kibor (karena saya tak dapat memainkan). Iguana, kura-kura, dan ular? Tidak.

NPL: Kardus Kapten Haddock (2014)

3 thoughts on “Boyongan dari kantor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *