Maka inilah kapsi foto dalam koran Kompas ihwal hidung batu yang rompong atau gerumpung karena terkuit wisatawan:
Seorang petugas memperlihatkan wajah di salah satu bagian relief Candi Borobudur tampak tidak memiliki hidung, Rabu (8/6/2022). Kerusakan relief ini diduga terjadi akibat terlalu sering bersinggungan dengan arus pengunjung.
Tas, wadah minuman, dan tripod, misalnya, bisa menggeripiskan batu yang juga sudah dimakan cuaca dan kala.
Tahun 2020 silam, @blogombal pernah menulis soal tingkah pengunjung Borobudur, dan @terapikomik menggambarkannya.
Komik: Menutup puncak Borobudur karena pengunjung ogah diatur https://t.co/D9MoZMi4rN pic.twitter.com/1o6okPTwqO
— Bongpay 𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟 (@BNGPY) June 6, 2022
2 Comments
Pemberitaan tentang Borobudur di media, dan pembahasannya di media sosial, sudah melandai sekarang, antara lain setelah Menteri Luhut bilang menunda kenaikan tarif, dan setelah netizen berpaling ke hal lain yaitu masakan Padang berbahan babi.
Semoga, nanti, tercapai tujuan pemerintah menjaga Borobudur agar tidak rusak, supaya tidak bertambah lagi ada relief yang hidungnya rompong gara-gara ulah pelancong.
Terlalu banyak masalah di negeri ini 🙊🙈