Babi itu isu sensitif, tak hanya dalam soal makanan dan obat tetapi barang apapun yang dipakai oleh manusia. Maka menghadapi rumor bahwa bahan untuk sepatu dan sandal adalah kulit babi, pada 2011 Hush Puppies di Indonesia segera menanggapi: memasang tulisan berisi bantahan di dekat produk yang dipajang di toko.
Misalnya ada produk kulit menggunakan bahan dari kulit babi seharusnya memang dinyatakan dalam kemasan dan produknya. Dengan demikian semuanya jelas. Orang bisa memilih, termasuk memilih untuk menghindari.
Apakah babi hanya menjadi masalah bagi Muslim? Sebenarnya tidak. Sekte dan denominasi gereja Kristen ada yang mengharamkan babi. Rujukan mereka adalah Imamat 11 dalam Perjanjian Lama tentang daging binatang yang haram dan tidak haram. Soal makanan haram tentu juga ada dalam agama Yudaisme (Yahudi) yang lebih tua dari Kristen. Kerepotan penganut Yudaisme di Indonesia dalam soal makanan sila baca Suara.
Lalu kenapa umumnya sekte dan denominasi membolehkan babi dan binatang air yang tak bersirip maupun bersisik? Itu topik untung posting lain. Atau silakan cari rujukan yang layak.
3 Comments
Saya termasuk orang yang memilih tidak menghindari kulit (maupun daging) babi.
😇
Orang yang terbiasa makan babi biasanya lidahnya peka kalau dalam masakan ada unsur babi. Maka tugas yang merasakan, tepatnya curiga ada unsur babi tanpa membuktikan, untuk mengingatkan orang lain yang mengharamkan babi karena mereka tidak tahu.
Lebih dari sekali saya melakukan itu. Keputusannya sih terserah masing-masing orang. 🙏
👍