Pelajar dan mahasiswa masih menghargai bolpoin. Orang yang lebih tua pun mencatat apapun di ponsel.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Bolpoin promosikan dari kopi Tetangga Tuku

Anda jarang menggunakan bolpoin? Jika ya, itu karena ponsel telah menggantikan urusan tulis menulis, termasuk tanda tangan. Kemungkinan besar Anda pun jarang membawa bolpoin, termasuk saat berangkat kerja apalagi bukan kerja.

Maka saya pun terpaksa pernah membeli bolpoin dengan bonus jasa pengisian formulir. Tempo hari saat vaksinasi di GBK saya membawa bolpoin sehingga tak perlu membeli dari pengasong di lokasi antrean.

Dua hari lalu di dapur saya melihat bolpoin di rak. Lalu saya foto. Mungkin itu milik anak saya. Saat memotret saya membatin, di setiap rumah pasti ada bolpoin gratisan. Tetapi gratis maupun beli pasti bolpoin cepat hilang.

Usai makan siang saya menanya istri, “Bolpoin di rak tadi di mana ya?”

“Lha kan Mas yang tadi motret sebelum makan?”

Sampa malam ini bolpoin belum ketemu. Berarti judul posting ini untuk saya. Padahal ternyata di lapak daring harga bolpoin Tetangga Tuku ini ternyata mahal untuk ukuran saya.

Bolpoin Tetangga Tuku di Shopee

¬ Bukan posting berbayar maupun titipan

Jasa mengisikan formulir di kantor samsat

Bolpoin Rp5.000 untuk darurat saat vaksinasi

Bolpoin pasti Anda punya, tapi hari ini belum tentu memakainya

Kita masih memerlukan bolpoin tapi…

Kapan terakhir kali Anda beli bolpoin?

Mencegah bolpoin raib

2 thoughts on “Bolpoin makin tak kita hargai?

  1. Banyak stok bolpoin di rumah saya, karena istri selalu perlu untuk pembeli yang menulis pesanan mereka di nota menu. Pun selalu ada beberapa bolpoin dan spidol di meja saya, dalam gelas.

    Dan selalu ada bolpoin, lebih dari satu, dalam ransel saya. Mungkin karena kebiasaan sejak jadi jurnalis. Kadang saya juga menyimpan kertas di ransel, untuk jaga-jaga kalau diperlukan untuk bikin catatan belanja atau lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *