Anda jarang menggunakan bolpoin? Jika ya, itu karena ponsel telah menggantikan urusan tulis menulis, termasuk tanda tangan. Kemungkinan besar Anda pun jarang membawa bolpoin, termasuk saat berangkat kerja apalagi bukan kerja.
Maka saya pun terpaksa pernah membeli bolpoin dengan bonus jasa pengisian formulir. Tempo hari saat vaksinasi di GBK saya membawa bolpoin sehingga tak perlu membeli dari pengasong di lokasi antrean.
Dua hari lalu di dapur saya melihat bolpoin di rak. Lalu saya foto. Mungkin itu milik anak saya. Saat memotret saya membatin, di setiap rumah pasti ada bolpoin gratisan. Tetapi gratis maupun beli pasti bolpoin cepat hilang.
Usai makan siang saya menanya istri, “Bolpoin di rak tadi di mana ya?”
“Lha kan Mas yang tadi motret sebelum makan?”
Sampa malam ini bolpoin belum ketemu. Berarti judul posting ini untuk saya. Padahal ternyata di lapak daring harga bolpoin Tetangga Tuku ini ternyata mahal untuk ukuran saya.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
Bolpoin pasti Anda punya, tapi hari ini belum tentu memakainya
2 Comments
Banyak stok bolpoin di rumah saya, karena istri selalu perlu untuk pembeli yang menulis pesanan mereka di nota menu. Pun selalu ada beberapa bolpoin dan spidol di meja saya, dalam gelas.
Dan selalu ada bolpoin, lebih dari satu, dalam ransel saya. Mungkin karena kebiasaan sejak jadi jurnalis. Kadang saya juga menyimpan kertas di ransel, untuk jaga-jaga kalau diperlukan untuk bikin catatan belanja atau lainnya.
Bagus itu, kalau pergi siap dengan bolpoin. Dulu sebelum pandemi sehingga sering pergi bawa tas kecil, saya juga bawa bolpoin