Kapan itu saya bilang ke istri saya, ternyata tanaman pagar Lee Kuan Yew punya bunga.
“Bukan. Itu tanaman liar, bisa ngganggu. Dicabut aja,” kata istri saya.
Beberapa kali saya cabuti, tanaman liar itu tumbuh lagi. Namanya juga kehidupan, apa yang kita anggap pengganggu itu sulit dihilangkan. Daya hidupnya tinggi. Hari ini dienyahkan, besok nongol lagi. Maka kadang opsinya kita jadikan teman ataukah kita lawan.
Tadi saya minta bantuan Google Lens untuk mengetahui tanaman itu. Ketemu. Namanya maman lanang alias maman lelaki alias maman ungu (Cleome rutidosperma). Wikipedia menyebutnya sebagai gulma di perkebunan sawit, bisa menurunkan produktivitas.
Tanaman ini adalah jenis epifit, hidup dengan menumpang. Epifit itu mandiri, lepas dari tanah sebagai penyangga dan penyedia hara bagi kehidupannya.
Meskipun tidak mencuri hara dari tumbuhan yang ditumpanginya, epifit dapat menjadi pesaing terhadap ketersediaan cahaya (¬ Wikipedia).
Adapun Greeners menyatakan si Maman ini di Afrika menjadi tanaman untuk obat herbal, bisa mengobati sakit telinga dan iritasi kulit.
Bagaimana dengan Maman Wadon, yang mungkin bernama Mimin, apakah juga mengganggu? Saya belum dapat info.
5 Comments
nanya dong om, kalo maman lanang ini boleh dimakan kelinci nz & rex ga ya? terima kasih om
NF yang baik, maaf saya tidak tahu. Dulu kelinci saya empati rumput dan sayur.
Tentang manfaat maman lanang bagi pengobatan pun di laman Fakultas Farmasi UGM kurang jelas.
Terapi di Tokopedia banyak yang jual bibit dan tanamannya.
🙏
Lalu, adakah Maman waria? Aduh, ada-ada saja nama bunga.
Mungkin maman lanang layak dicampur kopi lanang