Tak semua dan setiap fitur rice cooker saya pahami. Mencobanya pun belum pernah.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Tak semua dan setiap fitur rice cooker saya pahami. Mencobanya pun belum pernah.

Barusan saya lewat dapur yang lampunya dimatikan, dan saya baru sadar satu hal dari rice cooker yang setiap hari saya lihat: ada angka digital yang bertambah terus. Apakah itu jam?

Saya tidak tahu. Tidak paham itu angka apa. Padahal yang beli penanak nasi saya, beberapa tahun lalu. Saya tak pernah menanak nasi. Mempelajari apalagi mencoba semua kebisaan si penanak juga belum pernah.

Sudah dua kali saya membeli penanak nasi. Yang pertama versi jam dengan aneka fitur, seperti yang saya potret. Yang kedua lebih kecil, tanpa pampangan digital, biasa disebut rice cooker anak kos, dipakai saat saya hanya berdua dengan istri di rumah.

Kelak setelah semua dapur dengan IoT terjangkau setiap orang, jangan-jangan saya tetap gagap dengan semua alat dapur elektronik.

Tak semua dan setiap fitur rice cooker saya pahami. Mencobanya pun belum pernah.

Padahal selama ini saya menganggap sudah sepantasnya jika ibu saya mengeluh gagap dengan teknologi. Namanya juga orang sepuh, kini 89 tahun, tetapi masih aktif ber-WhatsApp-an.

Hampir dua puluh tahun silam saya nekat membelikan ponsel untuk Ibu yang tidak berani berponsel, karena takut salah pencet, lalu saya yakinkan misalnya salah pencet pun si ponsel tak akan meledak.

Saya tak paham kenapa Ibu dulu takut menggunakan ponsel, padahal bertahun-tahun Ibu memakai cordless phone. Enam tahun silam Ibu saya belikan tablet Android. Begitu si alat rewel, anak-anak membelikan pengganti. Kini Ibu memakai ponsel Android, karena yang tablet yang kedua rusak, dan tak perlu sekaligus menggunakan feature phone.

Kelak ketika semua rumah ber-IoT, mungkin saya tak hanya gagap, tetapi juga keder melakukan sejumlah hal. Jika hal itu terjadi, saya yakin ada orang yang lebih muda dari saya juga mengalami.

2 thoughts on “Apakah Anda paham, dan pakai, setiap fitur alat?

  1. Kalau saya biasa menanak nasi sejak remaja (SMA) dan sampai kini masih mahir 😁. Sesekali juga masih menanak nasi untuk sekeluarga, terakhir saat Lebaran (dua hari) : saya ngliwet, istri memasak sayur dan bikin lauk.

    Saya biasa dan mahir menanak nasi tapi enggak bisa pakai rice cooker. Ya pakai dandang. Ada rice cooker di rumah tapi kayak cuma jadi pajangan di dapur.😁

    Tentang dapur dengan IoT? Membayangkan saja tidak pernah, karena seisi rumah saya gaptekπŸ™ˆ

    1. Kalau diajari lagi tampaknya saya bisa ngliwet pakai ketel eh kendil logam, krn waktu SD saya diajari Ibu. Waktu SMP kan ada masalah-masalah di sekolah dan saat camping.

      Untuk alat dapur saya ndembik. Pakai microwave oven di rumah maupun kantor harus tanya dulu. πŸ™ˆ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *