Pengaturan jalan searah berdasarkan naluri sopir angkot. Memotong jalan bukan masalah. Hidup Indonesia!
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Jalan searah yang kerap diabaikan di Chandra Baru, Jatirahayu, Pondokmelati, Bekasi, Jabar

Ini pemandangan biasa di lingkungan saya. Banyak kendaraan, terutama sepeda motor, yang tak mematuhi larangan memasuki jalan searah pada lokasi yang berbeda.

Mereka tak mengindahkan rambu karena mungkin rambunya sudah indah. Atau malah justru tidak indah di mata pelanggar.

Sebenarnya di luar pengabaian aturan lalu lintas, ada yang aneh dalam pengaturan jalan searah di lingkungan saya pada lokasi yang berbeda namun satu langgam. Apa?

Untuk memahami foto di atas bayangkanlah jalan masuk kompleks dengan denah jalan berupa huruf P. Lumrahnya, pengaturan jalan searah mengikuti prinsip lalu lintas kendaraan, yaitu berjalan di sisi kiri jalan.

Nah, begitu kendaraan memasuki kaki huruf P mestinya bablas, bukan belok kanan. Di lingkungan saya, kendaraan harus belok kanan sehingga memotong jalan, terutama bagi kendaraan dari arah berlawanan. Kadang dari dua arah bisa antre sampai lima mobil dari kedua arah.

Kenapa bisa begitu? Tampaknya ini meneruskan kebiasaan lama sebelum ada pengaturan jalan searah. Dalam kebiasaan lama, mobil angkot omprengan Kodau selalu belok kanan agar dapat melalui beberapa persimpangan sehingga sopir maupun calon penumpang bisa saling melihat dari jauh.

Lantas dalam pengaturan searah, naluri angkot itu pun ditiru. Padahal si angkot sudah tamat riwayat.

Kalau verboden lokasi lain? Sama. Meneruskan prinsip angkot CH dari dan ke Cililitan. Kalau langsung belok kiri, sopir dan calon penumpang tak saling melihat dengan tebar pandang luas.

Akibatnya terjadi pengaturan arus searah dengan memotong jalan. Kedua jalan searah itu bukan di RW saya. Jadi saya ya manut saja. Semoga suatu hari nanti semua warga tercerahkan. Atau mungkin cuma saya dan sopir taksi yang menganggap aneh pengaturan jalan itu?

2 thoughts on “Ada rambu tetap saja bablas

  1. Tentang rambu larangan memasuki jalan searah yang tak dipatuhi pun tak diindahkan itu besar kemungkin karena berada dalam kampung/perumahan. Pengendara cuek karena tak takut bakal kena tilang meski sadar perbuatan mereka mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *