Saya nggak paham seni, termasuk seni rupa, dan sering menjawab ngawur setiap kali ditanya kenapa lukisan bisa mahal. “Karena nggak semua orang bisa bikin, dan lebih dari itu ya soal psikologi konsumen. Seperti batu akik itulah, tergantung kesepakatan.” Padahal saya nggak paham akik. Belum pernah punya.
Tentu saya didebat, batu akik dan tanaman hias, apalagi bonsai, beda dari lukisan. Lalu saya berkilah, “Apresiasi calon pembeli menentukan harga. Sama seperti karya adibusana, atau malah produk massal dari fashion brand tenar, harganya bisa mahal. Jam tangan analog otomatis juga.”
Maka ketimbang didesak terus dan bikin saya gagap, biasanya penanya saya anjurkan baca buku Mikke Susanto, seorang kurator seni rupa, Mengapa Sih Lukisan Mahal?.
4 Comments
Saya juga belum pernah punya akik…. 😆
Gimana kalo nambah jualan akik di kedai? 🙈
waaaks!
Dicoba dulu. Tanpa tawar menawar supaya lbh praktis.
Yang repot cuma satu hal, hrs ada yang jaga, kalo nggak nanti akik ilang.
Tentu itu biaya kalo ada satu pegawai cuma ngurusin akik. Saya mau ndaftar eh ndak mudheng akik.