Karena mata terbiasa dengan imaji digital, saat melihat foto sea snot atau umbel segara atau ingus laut (¬ Mongabay) di perairan Teluk Bima, NTB, di atas koran kertas, saya sempat mengira itu hasil olahan di Adobe Illustrator. Ternyata foto beneran.
Digital imaging membuat mata terbiasa dengan gambar “sempurna”. Misalnya ketika melihat bilbor dengan foto iklan yang perfek, mata kita tak mudah terkesan. Begitu pun yang kita lihat di internet.
Tetapi ketika melihat foto bagus tanpa banyak olahan digital, mata kita kadung skeptis, seolah mengabaikan kehebatan fotografer.
Dulu ketika melihat hasil Polaroid, sebagai previu foto kamera analog berformat medium memotret mobil hitam di studio dengan latar hitam, hanya tampak lengkung kontur bodi berkilau, mata saya takjub. Sekarang tidak, terutama untuk mata awam seperti saya yang akhirnya juga terbiasa dengan foto hebat hasil editan di ponsel.
Bukan kesalahan si teknologi melainkan mata dan persepsi saya.
2 Comments
saking seringnya orang memanipulasi foto, jadi sulit mengenali mana yang asli..
Lha ya itu Zam 😇